Page 201 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 201

Ringkasan

              Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku akan tetap konsisten dengan ketetapan besaran Upah
              Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  yang  sudah  disahkan  beberapa  waktu  yang  lalu.  Ia  pun
              menolak untuk menaikan UMK sesuai tuntutan buruh hingga 13,5 persen. Wahidin beralasan,
              penetapan  UMK  sudah  disahkan  berdasarkan  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor
              561/Kep.282-Huk/2021. Pengesahan itu pun dilakukan melalui pembahasan antara perwakilan
              buruh  di  dewan  pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam  Asosiasi
              Pengusaha Indonesia (Apindo).



              INI ALASAN GUBERNUR BANTEN TOLAK KENAIKAN UMK 2022

              Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku akan tetap konsisten dengan ketetapan besaran Upah
              Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  yang  sudah  disahkan  beberapa  waktu  yang  lalu.  Ia  pun
              menolak untuk menaikan UMK sesuai tuntutan buruh hingga 13,5 persen.

              Wahidin beralasan, penetapan UMK sudah disahkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur
              Nomor  561/Kep.282-Huk/2021.  Pengesahan  itu  pun  dilakukan  melalui  pembahasan  antara
              perwakilan  buruh  di  dewan  pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

              "Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan  itu  mereka  yang  kemudian  diperkuat  dengan  SK,"  kata  Wahidin  usai  membuka
              Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di Pandeglang, Banten Selasa, (07/12/ 2021).

              Wahidin juga mengaku tidak sedang membela kepentingan siapapun atas penetapan UMK ini.
              Ia hanya ingin menjaga agar investasi di Banten tetap berjalan kondusif serta masyarakatnya
              bisa mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji atau penghasilan.

              "Saya  tidak  mempunyai  kepentingan  apapun  dengan  pengusaha.  Kepentingan  saya  cuma
              bagaimana membuat iklim investasi di Banten ini terjaga dengan baik. Karena kalau sudah baik,
              maka dampak positifnya tentu akan dirasakan oleh masyarakat juga," jelasnya.

              Besaran kenaikan upah itu, lanjut Wahidin, sudab mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP)
              nomor 36 tahun 2021. Di mana dalam PP itu jelas disebutkan formulasi untuk besaran UMK dan
              UMP.
              "Tentunya juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti kondisi perekonomian daerah, inflasi
              dan lain-lain," ujarnya.

              Menurut Wahidin, besaran UMK yang sudah ditetapkan merupakan angka minimal yang harus
              menjadi acuan para pengusaha dalam menetapkan upah. Biasanya, buruh yang menerima upah
              minimal adalah mereka yang baru bekerja 0 hingga 1 tahun.

              "Sementara, pekerja yang sudah lebih dari satu tahun bekerja, gajinya bisa lebih besar dari itu,"
              tambahnya.

              Terkait dengan rencana mogok kerja yang dilakukan oleh buruh, Wahidin mengatakan perlu
              mempertimbangkan banyak hal dan risikonya. Ia mencontohkan, jika mogok kerja dilakukan
              dalam waktu yang panjang lalu berimbas kepada pengusaha yang memindahkan usahanya ke
              daerah lain, maka akan banyak pihak yang menerima risikonya dan angka pengangguran akan
              kembali bertambah.




                                                           200
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206