Page 206 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 206

GUBERNUR BANTEN MINTA BURUH PERTIMBANGKAN AKSI MOGOK

              Pandeglang - Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) meminta para buruh di daerahnya untuk
              mempertimbangkan banyak hal dan risikonya terkait rencana aksi mogok kerja.

              "Cntohnya,  jika  mogok  kerja  berlama-lama  dan  jika  pengusaha  memindahkan  usahanya  ke
              daerah lain maka akan banyak pihak yang menerima risikonya dan angka pengangguran akan
              kembali  bertambah,"  katanya  usai  membuka  Pelatihan  Dasar  Calon  Pegawai  Negeri  Sipil  di
              Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Banten, di Pandeglang, Selasa.

              Mereka (buruh), kata dia, juga yang akan menerima dampak negatifnya kalau para pengusaha
              di Banten banyak yang melakukan eksodus ke daerah lain.

              Saat ini, kata Wahidin, pihaknya juga sedang terus berupaya mengatasi pengangguran. Salah
              satunya dengan terus berupaya mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Banten.
              Hal itu dilakukan dalam rangka mengentaskan pengangguran.

              "Masih banyak masyarakat yang memerlukan pekerjaan," katanya.

              Sebelumnya buruh di Banten kembali melakukan aksi unjuk rasa di KP3B memprotes kebijakan
              gubernur Banten atas penetapan UMK 2022 yang dinilai tidak sesuai dengan tuntutan buruh.

              Gubernur  Banten  juga  menyatakan  akan  tetap  konsisten  dengan  keputusannya  mengenai
              penetapan  besaran  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  2022  yang  sudah  ditetapkannya
              beberapa waktu yang lalu.

              Penetapan  UMK  yang  sudah  disahkan  dengan  Surat  Keputusan  (SK)  Gubernur  Nomor
              561/Kep.282-Huk/2021  itu  sudah  berdasarkan  hasil  pembahasan  antara  perwakilan  buruh  di
              dewan  pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam  Asosiasi  Pengusaha
              Indonesia (Apindo).

              "Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan itu mereka yang kemudian diperkuat dengan SK," katanya.

              Besaran kenaikan upah itu, kata Wahidin, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36
              tahun 2021. Dimana di dalam PP itu jelas disebutkan formulasi untuk besaran UMK dan UMP.

              "Tentunya juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti kondisi perekonomian daerah, inflasi
              dan lain-lain," kata dia Menurut Wahidin, besaran UMK 2022 yang sudah ditetapkan merupakan
              angka minimal yang harus menjadi acuan para pengusaha dalam menetapkan upah.

              Biasanya, buruh yang menerima upah minimal adalah mereka yang baru bekerja 0 hingga 1
              tahun.

              "Sementara, pekerja yang sudah lebih dari satu tahun bekerja, gajinya bisa lebih besar dari itu,"
              katanya.

              Masih terkait dengan penetapan UMK, Gubernur Banten mengaku tidak memihak atau membela
              kepentingan  salah  satu  pihak,  tetapi  lebih  karena  pertimbangan  komprehensif,  seperti
              bagaimana agar investasi tetap berjalan, menciptakan kondusivitas, masyarakat mendapatkan
              pekerjaan, dan mendapatkan gaji atau penghasilan.

              "Saya  tidak  mempunyai  kepentingan  apapun  dengan  pengusaha.  Kepentingan  saya  cuma
              bagaimana membuat iklim investasi di Banten ini terjaga dengan baik. Karena kalau sudah baik,
              maka dampak positifnya tentu akan dirasakan oleh masyarakat juga," Wahidin menegaskan.



                                                           205
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211