Page 63 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2021
P. 63

Ringkasan

              Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku akan tetap konsisten dengan ketetapan besaran Upah
              Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  yang  sudah  disahkan  beberapa  waktu  yang  lalu.  Ia  pun
              menolak untuk menaikan UMK sesuai tuntutan buruh hingga 13,5 persen,



              INI ALASAN GUBERNUR BANTEN TOLAK KENAIKAN UMK 2022

              Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku akan tetap konsisten dengan ketetapan besaran Upah
              Minimum  Kabupaten/Kota  (UMK)  yang  sudah  disahkan  beberapa  waktu  yang  lalu.  Ia  pun
              menolak untuk menaikan UMK sesuai tuntutan buruh hingga 13,5 persen,

              Wahidin beralasan, penetapan UMK sudah disahkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur
              Nomor  561/Kep.282-Huk/2021  Pengesahan  itu  pun  dilakukan  melalui  pembahasan  antara
              perwakilan  buruh  di  dewan  pengupahan  dengan  pihak  perusahaan  yang  tergabung  dalam
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo).

              "Posisi Pemprov Banten tentu hanya sebagai fasilitator saja, karena yang menentukan besaran
              kenaikan  itu  mereka  yang  kemudian  diperkuat  dengan  SK,"  kata  Wahidin  usai  membuka
              Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil di Pandeglang, Banten Seasa, (07/12/ 2021).

              Wahidin juga mengaku tidak sedang membela kepentingan siapapun atas penetapan UMK ini.
              Ia hanya ingin menjaga agar investasi di Banten tetap berjalan kondusif serta masyarakatnya
              bisa mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji atau penghasilan.

              "Saya  tidak  mempunyai  kepentingan  apapun  dengan  pengusaha.  Kepentingan  saya  cuma
              bagaimana membuat iklim investasi di Banten ini terjaga dengan baik. Karena kalau sudah baik,
              maka dampak positifnya tentu akan dirasakan oleh masyarakat juga," jelasnya Besaran kenaikan
              upah itu, lanjut Wahidin, sudab mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) nomor 36 tahun 2021.
              Di mana dalam PP itu jelas disebutkan for'mulasi untuk besaran UMK, dan UMP.

              "Tentunya juga mempertimbangkan berbagai hal, seperti kondisi perekonomian daerah, inflasi
              dan lain-lain," ujarnya.

              Menurut Wahidin, besaran UMK yang sudah ditetapkan merupakan angka minimal yang harus
              menjadi acuan para pengusaha dalam menetapkan upah. Biasanya, buruh yang menerima upah
              minimal adalah mereka yang baru bekerja 0 hingga 1 tahun,

              "Sementara, pekerja yang sudah lebih dari satu tahun bekerja, gajinya bisa lebih besar dari itu,"
              tambahnya,

              Terkait dengan rencana mogok kerja yang dilakukan oleh buruh, Wahidin mengatakan perlu
              mempertimbangkan banyak hal dan risikonya. Ia mencontohkan, jika mogok kerja dilakukan
              dalam waktu yang panjang lalu berimbas kepada pengusaha yang memindahkan usahanya ke
              daerah lain, maka akan banyak pihak yang menerima risikonya dan angka pengangguran akan
              kembali bertambah.

              "Tentu mereka (buruh-red) juga yang akan menerima dampak negatifnya kalau para pengusaha
              di Banten banyak yang melakukan eksodus ke daerah lain," tuturnya.
              Saat  ini,  lanjut  WH,  dirinya  sedang  terus berupaya  mengatasi  pengangguran.  Salah  satunya
              dengan terus berupaya mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Banten. Hal itu
              dilakukan  dalam  rangka  mengentaskan  pengangguran,  "Masih  banyak  masyarakat  yang
              memerlukan pekerjaan," ungkapnya.

                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68