Page 311 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 NOVEMBER 2021
P. 311

tentang Pengupahan," ujar Anies dalam salinan surat yang diterima wartawan di Jakarta, Senin
              (29/11/2021).
              Anies menuturkan, usulan peninjauan formula penetapan UMP itu agar dapat memenuhi asas
              keadilan dan hubungan industrial yang harmonis, sehingga kesejahteraan pekerja atau buruh
              dapat terwujud. Dalam surat itu, Anies menjelaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharuskan
              untuk  menerapkan  penghitungan  UMP  sama  persis  atau  sesuai  dengan  formula  Peraturan
              Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  yang  dituangkan  kembali  menjadi  Keputusan  Gubernur
              Nomor 1395 tahun 2021 tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2022.

              Kemudian,  Pemprov  DKI  diharuskan  untuk  menetapkan/mengumumkan  sebelum  tanggal  21
              November 2021. Keputusan Gubernur itu, kata Anies, dibuat semata-mata agar tidak melanggar
              ketentuan di atas.

              "Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat ada ketidaksesuaian dan tidak terpenuhinya
              rasa  keadilan  antara  formula  penetapan  UMP  dari  Kementerian  Ketenagakerjaan  Republik
              Indonesia dengan kondisi senyatanya di lapangan," katanya.

              Berdasarkan formula dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021, kenaikan UMP di DKI
              Jakarta tahun 2022 hanya sebesar Rp37.749 atau 0,85 persen menjadi Rp4.453.935 per bulan.
              Kenaikan yang hanya sebesar Rp38 ribu itu dirasa amat jauh dari layak dan tidak memenuhi
              asas keadilan, mengingat peningkatan kebutuhan hidup pekerja atau buruh terlihat dari inflasi
              di DKI Jakarta yaitu sebesar 1,14 persen.

              Sebagai informasi, dalam kurun waktu enam tahun terakhir rata-rata kenaikan UMP DKI Jakarta
              adalah sebesar 8,6 persen yakni pada 2016 sebesar 14,8 persen, kemudian pada 2017 sebesar
              8,2 persen, 2018 sebesar 8,7 persen, 2019 sebesar 8 persen, 2020 mencapai 8,5 persen dan
              2021 sebesar 3,2 persen. Selain itu, lanjut dia, terdapat dinamika pertumbuhan ekonomi yang
              tidak semua sektor lapangan usaha pada masa pandemi COVID-19 mengalami penurunan.

              Sebagian sektor bahkan mengalami peningkatan misalnya sektor transportasi dan pergudangan,
              informasi dan komunikasi, jasa keuangan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial berdasarkan data
              BPS DKI Jakarta Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2021. Sedangkan, kata Anies, Provinsi DKI
              Jakarta merupakan satu-satunya provinsi yang tidak memiliki Upah Minimum Kabupaten/Kota
              sehingga  Upah  Minimum  Provinsi  menjadi  ketetapan  final  yang  berlaku  di  semua  wilayah
              kota/kabupaten.
              "Sementara  belum  ada formula  penetapan  UMP  yang  baru,  Pemerintah  Provinsi  DKI  Jakarta
              sedang melakukan kaji ulang penghitungan UMP 2022 dan pembahasan kembali dengan semua
              'stakeholder' untuk menyempurnakan dan merevisi Keputusan Gubernur dimaksud agar prinsip
              keadilan bisa dirasakan," tulis Anies.






















                                                           310
   306   307   308   309   310   311   312   313   314   315   316