Page 42 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 42

dokumen resmi yang tenggelam dan menyebabkan 21 orang tewas, 11 selamat, dan 30 lainnya
              hilang.  Laki-laki  paruh  baya  itu  diketahui  penguasa  pelabuhan  tidak  resmi  yang  digunakan
              menyelundupkan  pekerja  migran  dan  pemilik  lokasi  penampungan  pekerja  migran  tanpa
              dokumen resmi.

              Menurut Harry, penyidik akan menjerat Acing dengan pasal berlapis untuk memberikan hukuman
              terberat.  Ia  dikenai  Pasal  4  dan  Pasal  7  Undang-Undang  Nomor  21  Tahun  2007  tentang
              Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, Pasal 81 dan Pasal 83 UU 18/2017 tentang
              Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia,  serta Pasal  3  juncto Pasal  4  UU  No  8/2010  tentang
              Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

              Direktur  Reserse  Kriminal  Umum  Polda  Kepri  Komisaris  Besar  Jefri  Ronald  Parulian  Siagian
              menambahkan,  Acing  bukan  dalang  utama  sindikat  perdagangan  orang  dalam  kasus
              tenggelamnya perahu pekerja migran Indonesia di Johor. Polisi masih memburu tersangka yang
              diduga mengendalikan sindikat.

              "Orang  itu  yang  sebenarnya  otak  (sindikat)  yang  mengumpulkan  pekerja  migran  ilegal  dari
              beberapa daerah di Batam dan dia menggunakan kapal milik Acing untuk mengangkut pekerja
              migran ilegal dari Bintan ke Malaysia. Orang itu dan Acing berhubungan sejak 2019," kata Jefri.

              Selain Acing, polisi juga menangkap Juna Iskandar (39) dan Agus Salim (48) pada 24 Desember
              lalu. Mereka menampung pekerja migran ilegal di Batam sebelum diberangkatkan ke Malaysia
              melalui pelabuhan tidak resmi di Tanjung Uban, Bintan. Tenggelamnya perahu pekerja migran
              ilegal di perairan Johor menewaskan 21 orang. Sebanyak 13 orang selamat dan 30 orang hilang.
              Sebanyak 11 jenazah dipulangkan ke daerah asal pada 23 Desember lalu.

              Keterlibatan aparat

              Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani di Jakarta, Selasa
              (28/12/2021), mengatakan, sindikat Acing sangat rapi mengirim pekerja migran tanpa dokumen
              resmi. Anggota sindikat tersebar di daerah asal pekerja migran sampai daerah tujuan di Malaysia
              dan dilindungi aparat yang mengamankan lalu lintas pekerja migran di bandara dan pelabuhan.
              "Acing  tak  pernah  tersentuh  hukum  karena  diduga  mendapat  perlindungan  dan  beking  dari
              aparat  di  daerah.  Kegiatan  itu  sebetulnya  sudah  (berlangsung)  lama  dan  diketahui  banyak
              pihak," ujar Benny.

              Tim investigasi yang dibentuk BP2MI menduga ada keterlibatan anggota TNI AL dan TNI AU
              dalam  membantu  penyelundupan  pekerja  migran  ilegal  di  Kepri.  Benny  berharap,  pimpinan
              kesatuan aparat di daerah mengawasi anggotanya agar tidak membekingi sindikat dan mafia
              pengiriman pekerja migran ilegal.

              Secara tertulis, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah
              menyatakan, Polisi Militer AU menahan Sersan Kepala S, Jumat (31/12/2021). S diduga terlibat
              membantu  pengiriman  pekerja  migran  ilegal  dengan  menyediakan  jasa  transportasi  darat  di
              Batam.
              Sementara di Medan, Polda Sumatera Utara menetapkan empat tersangka kasus tenggelamnya
              kapal pengangkut pekerja migran dari Batu Bara, di perairan Selat Malaka, akhir tahun lalu.

              Direktur  Reserse  Kriminal  Polda  Sumut  Komisaris  Besar  Tatan  Dirsan  Atmaja,  Senin  (3/1),
              mengatakan, sementara ini empat orang ditetapkan sebagai tersangka dengan peran masing-
              masing,  yakni  sebagai  agen,  penjemput,  juga  pemilik  kapal.  Polisi  memeriksa  23  saksi.
              "Penyelidikan masih berlangsung dan mungkin ada tambahan tersangka," katanya.

              Diberitakan sebelumnya, kapal kayu yang memuat sekitar 50 orang pekerja migran tenggelam
              di Selat Malaka saat hendak kembali ke Indonesia. Kapal kayu itu sebelumnya berangkat dari
                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47