Page 43 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 JANUARI 2022
P. 43

Batu Bara, Sumatera Utara, tetapi sesampainya di Malaysia tidak ada yang menerima sehingga
              mereka kembali ke Indonesia.
              Kepala  Unit  Pelaksana  Teknis  BP2MI  Siti  Rolija  mengatakan,  pihaknya  terus  mengawal
              penyelidikan kasus ini. Pekan lalu, pihaknya bertemu Dinas Tenaga Kerja Sumut untuk bersama-
              sama dengan instansi lain, seperti pemkab, kepolisian, dan TNI AL untuk bergerak bersama
              mengantisipasi kejadian tidak terulang.

              Secara terpisah, Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan, masih banyaknya
              pekerja migran Indonesia memilih jalur tidak aman untuk bekerja di luar negeri menandakan
              ada masalah dalam koridor normal. Secara internal, biaya penempatan pekerja migran Indonesia
              ke Malaysia melalui jalur resmi Rp 20 juta-Rp 25 juta sehingga orang memilih jalur pintas meski
              berisiko.

              Tutup mata

              Wahyu menambahkan, secara eksternal, Malaysia sebagai penerima pekerja migran lebih suka
              menerima yang tidak berdokumen terutama untuk pekerja di perkebunan kelapa sawit. Data
              berbagai  lembaga  advokasi  pekerja  migran  Indonesia  dan  Malaysia  menunjukkan  hampir  90
              persen pekerja migran kelapa sawit tidak berdokumen.

              Malaysia, lanjut Wahyu, tidak menghentikan standar gandanya. Di satu sisi menyatakan mereka
              sebagai  pendatang  haram,  tetapi  membiarkan  perusahaan  merekrut  pekerja  migran  tanpa
              dokumen.

              "Dua negara ini tutup mata, maka kasus terus terjadi," kata Wahyu.

              Pemerintah perlu menyelesaikan akar masalahnya sehingga kasus tidak terulang.

              (NDU/WSO










































                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48