Page 135 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 JULI 2020
P. 135
jawabannya Omnibus Law disahkan, stimulus diperbanyak lagi. Yang benar PHK itu ancamannya
ratusan ribu di dalam Desember
Ringkasan
Guncangan ekonomi yang ditimbulkan pandemi wabah Covid-19 jauh lebih dahsyat dari krisis
ekonomi yang terjadi di 1998 dan 2008. Jika tidak diantisipasi maka dampaknya akan lebih
suram dari krisis-krisis sebelumnya.
BEDA DENGAN KRISIS 1998-2008, EFEK CORONA DINILAI LEBIH DAHSYAT
Jakarta Guncangan ekonomi yang ditimbulkan pandemi wabah Covid-19 jauh lebih dahsyat dari
krisis ekonomi yang terjadi di 1998 dan 2008. Jika tidak diantisipasi maka dampaknya akan lebih
suram dari krisis-krisis sebelumnya.
Menteri Keuangan 2013-2014, Chatib Basri menerangkan, hal yang paling berbeda kondisi saat
ini dengan krisis 1998 dan 2008 adalah aktivitas ekonomi dan pengangguran tercipta karena
didorong pemerintah, bukan timbul sebagai akibat. Seluruh aktivitas dihentikan, orang
diharuskan bekerja dari rumah, tujuannya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Ini berbeda dengan 1998-2008. Karena sekarang ini orang tinggal di rumah kehilangan
pekerjaan karena diminta oleh pemerintah. Aktivitas bisnis berjalan tapi orang diminta tinggal
di rumah untuk mengatasi pandemi," ujarnya dalam acara Kemenkeu Corpu Talk yang
dilangsungkan secara virtual, Senin (20/7).
Karena itu, Chatib menilai seharusnya masyarakat yang diminta untuk tinggal di rumah dan
kehilangan pendapatannya dibayar pemerintah. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga
dinilai menghantam paling besar masyarakat menengah.
"Jadi ini ada persoalan, saya harus mengatakan bahwa yang namanya PSBB itu bias kepada
menengah ke atas jika perlindungan sosialnya tidak cukup," tambahnya.
Masyarakat menengah dinilai juga sangat berdampak dari penerapan PSBB. Para pelaku UMKM
kehilangan pendapatannya, belum lagi adanya badai PHK.
Karena itu Chatib menilai dalam penerapan perlindungan sosial yang dilakukan pemerintah
belum efektif. Seharusnya bantuan sosial tidak hanya diberikan untuk kelompok miskin, tapi
juga masyarakat menengah.
"Dalam social protection, sebetulnya tidak hanya diberikan kepada kelompok miskin, tapi extend
kepada lower middle income. Karena kita minta mereka tinggal di rumah, ini adalah konsekuensi
logis. Kalau di 1998-2008 dia kehilangan pekerjaan dia jadi miskin," terangnya.
Sementara Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengakui
bahwa kondisi saat ini jauh lebih berat dibandingkan dengan krisis-krisis ekonomi sebelumnya
yang pernah menimpa Indonesia.
"Kita tahu sedang terjadi ini cukup. Kita tahu musuhnya tapi kita tidak bisa melihatnya.
Pengangguran meningkat. Kita bicara ke dunia usaha masyarakat di lapangan, masyarakat
sangat struggling, pengusaha warteg harus pulang ke Tegal. Ini luar biasa memang tekanan
yang kita hadapi," tambahnya.
134

