Page 12 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 12

Sehingga, baik UU maupun peraturan-peraturan turunan tidak bisa jadi landasan menetapkan
              upah  minimum.  PP  36/2021  juga  tidak  layak dipatuhi  sebagai  penetapan  upah  karena  telah
              mengurangi peran Dewan Pengupahan tingkat I, II dan III.

              "Karena  sekadar  berdasarkan  atas  kondisi  ekonomi  dan  ketenagakerjaan,  sehingga  aspirasi
              pekerja atau buruh terancam kehilangan tempat," kata Irsad.

              Untuk itu, Majelis Pekerja Buruh Indonesia DIY menuntut Pemda DIY mencabut UU Ciptaker
              11/2020 dan PP turunannya. Menolak PP 36/2021 sebagai dasar penetapan UMP dan UMK DIY
              2022, lalu mencabut SK Gubernur DIY tentang UMP dan UMK 2022.

              Kemudian, menetapkan UMK DIY berdasarkan survei KHL, lalu mencabut Permenaker 18/2020
              tentang  KHL,  menetapkan  Upah  Minimum  Sektoral  DIY,  memberikan  layanan  transportasi,
              pendidikan dan penyediaan pangan murah bagi pekerja atau buruh.

              Memperluas  kriteria  DTKS  dengan  memasukkan  pekerja/buruh  berpenghasilan  UMKc+20
              persen. Memperbanyak program pelatihan bagi pekerja/buruh secara gratis, dan menyegerakan
              pembentukan koperasi serikat pekerja/buruh maupun permodalannya.

              "Serta, memberikan bantuan sarana prasarana bagi federasi serikat pekerja/buruh yang telah
              memiliki usaha," ujar Irsad.



















































                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17