Page 130 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2021
P. 130

Aksi unjuk rasa digelar bertepatan dengan sidang pleno pengucapan putusan perkara pengujian
              formil dan materiil Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja terhadap UUD
              1945, besok pukul 10.00 WIB.

              Ketua Umum FSP LEM SPSI Arif Minardi mengatakan Undang-Undang Cipta Kerja Nomor 11
              tahun  2020  sejak  perencanaan  hingga  pengesahannya  banyak  mendapat  penolakan  secara
              massif.

              Ttermasuk  melalui  unjuk  rasa  dari  berbagai  kalangan  dan  kaum  buruh  khususnya  hingga
              menjelang pengucapan putusan perkara tersebut.

              "Aksi unjuk rasa kali ini dilakukan oleh serikat pekerja atau serikat buruh yang tergabung dalam
              Aliansi  Gerakan  Kesejahteraan  Nasional  (GEKANAS)  dan  Aliansi  Serikat  Pekerja  atau  Serikat
              Buruh Tingkat Nasional," kata Arif Minardi dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com,
              Rabu (24/11/2021).

              Menurut  dia,  pihaknya  secara  bersama-sama  akan  menyampaikan  aspirasi  dan  permohonan
              kepada para hakim Mahkamah Konstitusi untuk membuat keputusan yang seadil-adilnya dan
              sejujur-jujurnya  berdasarkan  fakta-fakta  persidangan  menurut keterangan  saksi  ahli  maupun
              saksi fakta.

              Lebih lanjut, Arif Minardi menjelaskan bahwa, undang-undang Nomor 11 tahun 2020, tentang
              Cipta  Kerja  tersebut  secara  formil  melanggar  tata  cara  pembuatan  peraturan  perundang-
              undangan.

              Contohnya setelah diputuskan dalam sidang pari purna DPR-RI pada 5 oktober 2020 telah terjadi
              perubahan jumlah halaman dan perubahan redaksi maupun subtansi.

              "Secara  materiil  undang-undang  cipta  kerja  beserta  turunannya  mendegradasi  hak  dan
              kepentingan kaum buruh, contohnya banyak daerah tahun 2022 yang tidak naik upah," kata Arif.

              Sementara itu, seorang Koordinator Lapangan Aksi Nasional Muhamad Sidarta menyampaikan,
              aksi unjuk rasa yang dilaksanakan di Mahkamah Konstitusi maupun di berbagai daerah sebagai
              bentuk kegelisahan luar biasa dari pekerja dan buruh.

              "Sehingga menimbulkan gejolak dalam bentuk aksi unjuk rasa yang semakin massif diberbagai
              daerah di Indonesia untuk menyampaikan tuntutan Batalkan Undang-Undang Cipta Kerja dan
              Tetapkan Upah Minimum tidak berdasarkan PP 36 tahun 2021, tentang pengupahan," katanya.
              Direncanakan, sebelum bergerak ke MK, para buruh akan kumpul di Irti atau Patung Kuda mulai
              pukul 09.00 WIB. (*).





















                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135