Page 18 - MODUL SAINS ANAK USIA DINI
P. 18
B. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN SAINS
Guru sebagai perencana
Perencana dapat diartikan sebagai penentuan alternative-alternatif yang terkait dengan
kebutuhan program sains. Ketika membuat perencanaan pembelajaran sains, dia dapat
sendiri, dengan tim atau bahkan bersama anak. Guru dapat merencanakan kegiatan bersama
atau melibatkan anak, sehingga program pembelajaran sains akan jauh lebih bermakna dari
sudut pandang anak. Jika anak dilibatkan oleh guru. Walaupun terdapat beberapa teknis
khusus dalam menjaring keinginan anak, tetapi jika guru mampu menjalin kedekatan dengan
anak, maka semuanya dapat dilakukan dengan lancar.
Guru sebagai inisiator
Pada kegiatan belajar sains, kita sering melihat ada anak yang memerlukan kebutuhan dalam
menindak lanjuti atau memulai kegiatan. Jika terjadi hal seperti itu, guru dapat masuk sebagai
pembuka gagasan atau inisiatif. Namun , Guru tidak boleh mengambil alih inisiatif anak,
terutama kegiatan yang sedang dilakukan anak dengan penuh konsentrasi. Jika Guru dapat
membuka dengan angka 1, maka jangan tambahkan dengan 2, biarlah anak yang
mengeksplorasi dan melakukan pencarian selanjutnya.
Guru sebagai fasilitator
Guru memiliki tanggung jawab memberi kemudahan dan keleluasaan terhadap anak untuk
melakukan kegiatan sains. Ciptakan suasana kondusif, penuhi kebutuhan alat dan bahan,
serta sediakan waktu yang cukup untuk beraktifitas bagi anak. Jika itu dilakukan, berarti anda
sudah menjadi guru sains yang mengerti akan kebutuhan anak.
Guru sebagai observer
Guru harus mengamati aktivitas anak. Observasi dapat berupa pengamatan intensitas
maupun kesulitan Anak, sehinga diketahui saat yang tepat bagi guru dalam memberikan
bantuan belajar Sains pada Anak.
Guru sebagai elaborator
Guru seharusnya mengajukan beberapa pertanyaan yang merangsang anak belajar,
sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas pembelajaran sains yang dilakukan semua
anak.
Guru sebagai motivator
Guru perlu mendukung, mendorong dan memberi penguatan terhadap kegiatan pembelajaran
Sains Anak. Tetapi perlu diingat bahwa pemberian Motivasi janganlah sampai dipaksakan
karena akibatnya, bukan memotivasi Anak tetapi malah merusak kegiatan anak belajar sains.
Lakukanlah Motivasi secara wajar dan luwes.