Page 108 - Favor Of God (E-Book)
P. 108
“Suku Nias merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang
memiliki adat istiadat perjodohan sejak dahulu kala yang masih
dipertahankan sampai saat ini. Famaigi Niha (mencari jodoh)
dilakukan oleh orang tua atau saudara dari pihak laki-laki dengan
cara mencari dan mendatangi rumah keluarga perempuan”. 41
perjodohan tersebut merupakan tantangan yang harus saya hadapi
sebagai wanita yang lahir dalam suku Nias.
Status sebagai anak remaja yang sudah mendapatkan beberapa
lamaran untuk mengikat hubungan sebagai tanda bukti bahwa
perempuan yang menerima sudah menjadi milik orang lain adalah
sesuatu yang bertentangan dengan kepribadian saya. Saya bersyukur
saat itu karena orang tua saya berada jauh sehingga lamaran-lamaran
tersebut disampaikan hanya kepada kerabat dekat kami.
Pemikiran awal bahwa saya selamat terhadap perjodohan di usia
remaja ternyata tidak hanya sampai di situ. Perjodohan di kalangan
suku Nias juga dilakukan di perantauan. Ini terus berlangsung
ketika saya sudah pindah ke Batam.
Terasa Disaingi
Sampai kelas 2 SMA semua yang ada dalam keluarga
mutlak menjadi milik saya termasuk perhatian orang tua. Tetapi
semua menjadi berubah secara perlahan-lahan ketika orang tua
memutuskan untuk membantu membesarkan anak saudaranya
yang kurang mampu. Saat itu perhatian dan kasih sayang mereka
menjadi terbagi sehingga rasa tersaingi dan tidak rela membuat saya
tidak nyaman berada di tengah-tengah keluarga.
Kapan perasaan ini berhenti? ketika Allah berbicara dalam
hati saya bahwa “anak ini membutuhkan semua itu” seketika itu
paradigma saya diubahkan dan mulai menerima perubahan dalam
41 “Lokasi: Sistem Perjodohan (Fanaigi Niha) Pada Masyarakat Nias (Studi
Pada Masyarakat Nias Di Deli Tua),” accessed June 24, 2020, https:// onesearch.
id/Record/IOS3150.23651.
100 Favor of God