Page 110 - Favor Of God (E-Book)
P. 110
Dalam masa penantian untuk kuliah saya tetap melakukan
aktivitas sehari-hari. Bukan hanya bekerja tetapi memberikan waktu
untuk terlibat dalam pelayanan di gereja. Saya berjemaat di GSJA
Bethesda yaitu tempat di mana saya bertumbuh dalam iman dan
karakter serta prinsip-prinsip dalam kekristenan. Dengan kesibukan
bekerja saya tetap berusaha untuk mengikuti ibadah dan pelayanan
yang diberikan walaupun ada godaan untuk istirahat karena rasa
lelah bekerja, seperti teman-teman di tempat kerja banyak dari
mereka yang tidak pernah ibadah dengan alasan tersebut tetapi
untuk hal-hal yang menyenangkan menurut ukuran dunia mereka
tidak kenal lelah.
Suatu hari teman kerja sesama Kristen bertanya: “Mar, kamu tidak
capek ya kalau masuk kerja hari minggu masih bisa ibadah sore dan terkadang
waktu giliran masuk malam kita pulang pagi dan minggu pagi kamu
langsung pelayanan tanpa istirahat dulu?” Pertanyaan ini membuat saya
terhenti sejenak dan melihat sejak tahun 2007 menjadi titik balik
konsep diri saya dalam melihat ibadah bukan lagi sebuah kewajiban
yang diliputi rasa takut, bukan kepada Tuhan melainkan kepada
kemarahan orang tua atau keluarga besar saya.
Saya lahir dari keluarga yang sungguh-sungguh aktif dalam
pelayanan gerejawi dan itu mendorong anggota keluarga untuk
wajib beribadah setiap hari minggu. Oleh karena kami tinggal
dengan saudara ibu saya dan mempunyai banyak sepupu, maka jika
ada di antara kami yang tidak ikut ibadah pada hari minggu maka
akan dimarahi sepanjang hari dan dicap sebagai pemalas. Dengan
kondisi tersebut setiap minggu saya selalu hadir di gereja hanya
sebatas kewajiban.
Tahun 2007 saya mulai membuka diri untuk sungguh-sungguh
beribadah dan setiap firman Tuhan yang saya dengar membuat
hidup saya berubah dan menjadi semakin giat dalam mengikut
Tuhan, sehingga tidak membuat pekerjaan sebagai alasan untuk tidak
beribadah seperti rekan kerja lainnya. Saat itu ibadah merupakan
102 Favor of God