Page 111 - Favor Of God (E-Book)
P. 111
bentuk penghormatan dengan penuh ucapan syukur atas segala
perbuatan Tuhan dalam kehidupan saya.
Tindakan selanjutnya yang saya lakukan adalah mulai mengajak
teman-teman untuk datang beribadah ke gereja bukan hanya hari
minggu tetapi setiap kegiatan gereja seperti ibadah kaum muda
pada hari Sabtu dan ada di antara mereka yang ikut dan sebaliknya.
Dengan semangat mengikut Tuhan saya mendatangi teman-teman
yang sering menolak ajakan tersebut dan bertanya alasan mereka
tidak ikut, yaitu kendala dana untuk biaya transportasi. Tuhan
menyentuh hati saya untuk berbagi dengan mereka karena saya
mempunyai penghasilan tetap sedangkan di antara mereka masih
banyak yang masih sekolah dan bergantung dengan orang tua yang
terbatas perekonomiannya. Setelah itu setiap kali saya mengajak
mereka agar ikut ibadah, saya katakan untuk tidak perlu khawatir
mengenai biaya transportasi karena saya yang akan membayarnya
lalu kami beribadah bersama.
Kegiatan seperti biasa tetap berjalan bekerja dan aktif di gereja.
Tiba-tiba keadaan berubah ketika saya masuk pagi bekerja dan tiba
di tempat, hidup saya dipenuhi pertanyaan karena kata yang muncul
dalam hati waktu itu “masih ada harapan”. Kata ini berbicara kuat
dan seketika itu juga hati saya diliputi dengan semangat baru, yang
tidak saya ketahui apa maksud dari kalimat tersebut. Saya masih
ingat bagaimana respon teman saya ketika mengetahui apa yang
sedang saya alami, dia berkata: ‘ah, itu perasaanmu saja’. Respon
tersebut membuat saya terdiam dan berpikir mungkin teman saya
ada benarnya lalu mengabaikan kata-kata tersebut.
Mendekati tahun ajaran baru orang tua bertanya mengenai
persiapan saya untuk masuk kuliah, namun respon saya datar tanpa
antusias dan berkata: ‘kita lihat saja nanti’. Sebenarnya kata yang
muncul dalam benak saya yaitu ‘masih ada harapan’, sedangkan saya
tidak tahu harapan yang seperti apa yang akan saya lakukan.
Favor of God 103