Page 156 - Favor Of God (E-Book)
P. 156

harapan-harapan lainnya yang dapat kita sebutkan. Namun betapa
                         kecewanya  kita  apabila  yang  kita  harapkan  tidak  terjadi  sesuai
                         dengan apa yang sudah kita rencanakan. Tidak sedikit orang
                         menjadi putus asa, kehilangan semangat hidup, bahkan mengakhiri
                         hidupnya hanya gara-gara apa yang diharapkannya tidak tercapai.
                         Hal ini terjadi karena kita sering menaruh pengharapan kepada
                         kemampuan kita sebagai manusia, sementara kita dapat punya kuasa
                         untuk mengontrol segala keadaan yang akan terjadi. Kita hanyalah

                         manusia. Oleh karena itu jangan kita lupa apa yang telah dituliskan
                         dalam kitab Yeremia 17:5 “Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah
                         orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya
                         sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!”
                             Berbicara mengenai harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan
                         juga terjadi kepada saya, di mana apa yang diharapkan justru tidak
                         terjadi. Sejak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2006,

                         saya menjadi perantau mulai dari Pekanbaru, Tanjung Pinang dan
                         Batam. Saya melakukan berbagai jenis pekerjaan, menjadi kenek
                         mobil, kuli bangunan, hingga tukang koperasi simpan pinjam.
                         Pekerjaan-pekerjaan yang saya lakukan tentunya jauh dari apa yang
                         pernah saya harapkan/impikan, karena ketika SMA saya berharap
                         akan menjadi Tentara, yang mana ini adalah cita-cita saya sejak dari
                         Sekolah Dasar (SD). Hal inilah yang membuat saya menjadi pribadi
                         yang keras tetapi sekaligus juga gigih dalam berjuang.
                             Awal tahun 2007 saya merantau ke Tanjung Pinang sebuah

                         kota yang dalam pikiran saya adalah kota yang akan menjadikan
                         saya seorang yang berhasil. Tentu hal seperti ini adalah pemikiran
                         dari banyak orang juga etika akan merantau. Namun, sekali lagi
                         apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Di kota ini
                         saya bekerja sebagai pegawai koperasi yang tugas pokonya adalah
                         meminjamkan uang dan menagih dengan bunga yang tentunya
                         tidak kecil. Melalui pekerjaan ini saya terbawa arus dan terhanyut ke

                         dalam dunia kegelapan.  Pekerjaan ini memperkenalkan saya kepada


                          148  Favor of God
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161