Page 13 - Bab 7
P. 13

bertepatan 31 Januari 1926, di Jombang, Jawa Timur, beliau mendirikan Jam’iyah

                         Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) bersama KH. Bisri Syamsuri, KH. Wahab


                         Hasbullah,  dan  ulama-ulama  besar  lainnya.  Asas  dan  tujuan  organisasi  tersebut

                         adalah  “Memegang  dengan  teguh  salah  satu  dari  madzhab  empat,  yaitu  Imam


                         Muhammad bin Idris asy-Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah an-

                         Nu’am, dan Ahmad bin Hambal dan juga mengerjakan apa saja yang menjadikan


                         kemaslahatan  agama  Islam”.  KH.  Hasyim  Asy’ari  terpilih  menjadi  “Rais  Akbar

                         NU”,  sebuah  gelar  yang  hingga  kini  tidak  seorang  pun  menyandangnya.  Beliau

                         juga menyusun Qanun Asasi (peraturan dasar) NU yang mengembangkan paham


                         Ahli Sunnah wal Jama’ah.

                         Peran  KH.  Hasyim  Asy’ari  tidak  hanya  terbatas  pada  bidang  keilmuan  dan


                         keagamaan, tetapi juga sosial dan kebangsaan. Sebagai bukti, beliau terlibat secara

                         aktif  dalam  perjuangan  membebaskan  bangsa  dari  penjajah.  Pada  tahun  1937,


                         beliau didatangi pimpinan Pemerintah Belanda dengan memberikan Bintang Mas

                         dan Perak sebagai tanda kehormatan, tetapi beliau menolaknya mentah-mentah.


                         Masa-masa  revolusi  fisik  pada  tahun  1940-an,  barangkali  menjadi  yang  terberat

                         bagi beliau. Pada masa penjajahan Jepang, beliau sempat ditahan oleh pemerintah


                         fasisme Jepang. Saat menjadi tahanan, beliau mengalami penyiksaan fisik hingga

                         salah  satu  jari  tangan  beliau  menjadi  cacat.  Namun,  pada  kurun  waktu  itu  pula

                         beliau  menorehkan  “tinta  emas”  pada  lembaran  perjuangan  bangsa  dan  negara


                         Republik  Indonesia.  Ketika  Belanda  hendak  kembali  menjajah  Indonesia,  beliau

                         menyerukan  “Resolusi  Jihad”,  yakni  fatwa  bahwa  setiap  muslim  wajib  berjihad


                         membela dan mempertahankan tanah air pada 22 Oktober 1945. Momen tersebut

                         kini diperingati setiap tahun sebagai “Hari Santri Nasional”. Atas jasa-jasanya, Ia











                  122 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas
                  IX
   8   9   10   11   12   13   14   15