Page 11 - Bab 7
P. 11

Kesedihan beliau yang saat itu sudah mulai dikenal sebagai seorang ulama nyaris

                         tak tertahankan. Satu-satunya penghibur  hati beliau adalah melaksanakan thawaf


                         dan ibadah-ibadah lain yang hampir tak pernah berhenti dilakukannya. Di samping

                         itu,  beliau  juga  memiliki  teman  setia  berupa  kitab-kitab  yang  senantiasa  dikaji


                         setiap  saat.  Sampai  akhirnya,  beliau  meninggalkan  tanah  suci  untuk  kembali  ke

                         tanah air bersama mertuanya.


                         Kerinduan akan tanah suci rupanya memanggil beliau untuk kembali lagi pergi ke

                         kota Mekah. Pada tahun 1309 Hijriyah atau 1893 Masehi, beliau berangkat kembali

                         ke tanah suci bersama adik kandungnya yang bernama Anis. Kenangan indah dan


                         sedih teringat kembali tatkala kaki beliau kembali menginjak tanah suci  Mekah.

                         Namun, hal itu justru membangkitkan semangat baru untuk lebih menekuni ibadah


                         dan mendalami ilmu.

                         Tempat-tempat bersejarah dan mustajabah pun tak luput dikunjungi beliau untuk


                         berdoa  meraih  cita-cita,  seperti  Padang  Arafah,  Gua  Hira,  Maqam  Ibrahim,  dan

                         tempat-tempat  lainnya.  Bahkan,  makam  Rasulullah  Saw.  di  Madinah  pun  selalu


                         menjadi tempat ziarah beliau.

                         Ulama-ulama  besar  yang  tersohor  pada  saat  itu  didatanginya  untuk  belajar


                         sekaligus mengambil berkah, di antaranya Syaikh Su’ab bin Abdurrahman, Sayyid

                         Abbas al-Maliki al-Hasani (ilmu hadits), Syaikh Nawawi al-Bantani, serta Syaikh

                         Khatib  al-Minangkabawi  (segala  bidang  keilmuan).  Adapun  dari  Syaikh


                         Muhammad  Mahfudz  at-Tarmasi  (ulama  asal  Pacitan  yang  tinggal  di  Mekah),

                         selain mempelajari ilmu bahasa dan syariat, KH. Hasyim Asy’ari mendapat ijazah


                         sanad dalam kitab Shahih Bukhari.

                         Upaya  yang melelahkan ini tidak sia-sia. Setelah sekian tahun berada di  Mekah,


                         KH. Hasyim Asy’ari pulang ke tanah air dengan membawa ilmu agama yang nyaris







                  120 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas
                  IX
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15