Page 113 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 113
Ce r i t a Ci n t a E n r i c o
juga sebagai tentara daripada dia, yang hanya mau menembak
burung, itupun kalau burungnya kebetulan terbang dan
menghampiri peluru.
Demi melepaskan diri dari ketegangan persaingan ke luarga
itu, dan demi agar ia tak harus terus-menerus berpura-pura
garang, ia memilih meninggalkan Jawa. Ia ingin pergi se jauh-
jauhnya dari sanak-saudara, mencari kebebasannya sendiri
bersama wanita yang ia cintai habis-habisan. Ia melamar po-
sisi di bagian keuangan. Sebab, itulah kelebihannya: ia jujur.
Tibalah mereka di Padang. ayahku baik-baik bekerja di
Keuangan Daerah administrasi Militer, disingkat KUDaM,
Sumatra Tengah. lahirlah Sanda. lahirlah aku. Tapi itulah
masa ketika orang-orang menyadari betapa timpang pemajuan
antara Jawa dan luar Jawa. Sukarno hanya memikirkan Jawa.
Padahal, di zaman Belanda banyak intelektual datang dari
Sumatra. Dan buatku, ketimpangan itu memang betul, sebab
di Sumatra tidak ada mangga, hanya ada kweni, dan di Padang
tidak ada toserba Sarinah yang menjual segala hal bahkan
kapal terbang.
Panglima daerah militer itu letkol ahmad Husein mem-
proklamirkan berdirinya PRRI di Padang—ya, saudara kem-
barku si Revolusi ceker-ayam. ayah dalam posisi sulit. Prajurit
harus taat atasan. Tapi siapa atasannya? letkol ahmad Husein
di Padang atau Jenderal nasution di Jakarta? Teringat pula ia
akan saingannya—laksmana—dan tekanan keluarga, ia tak
ingin berkiblat ke Jawa lagi. Ia memilih ikut letkol ahmad
Husein. Jadilah ia pemberontak di mata Jawa.
gegerlah keluarganya. Muhamad Irsad sang Yudistira
yang telah kalah dadu itu kini malah bergabung dengan
pasukan pemberontak! nenek Kunti sangat sedih. Tapi itu
107
Enrico_koreksi2.indd 107 1/24/12 3:03:54 PM