Page 242 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 242

a yu Utami

               untuk  membaca  dengan  seksama  terbitan  berkala  Saksi
               Yehuwa itu.
                   “Coba tebak, halaman pertamanya bercerita tentang apa?”
               a  menjawab  sendiri,  “Tentang  seorang  ibu  yang  kehilangan
               anak perempuan.”
                   aku terdiam.
                   “Coba tebak, halaman terakhirnya bercerita tentang apa?”
               lagi-lagi ia menjawab sendiri, “Tentang Mordekhai!”
                   ayam jantan ayahku.
                   “Siapa yang mengirim majalah itu?”
                   Menara Pengawal tidak pernah dibagikan percuma. Harus
               dibeli seharga ongkos cetak.
                   “aku sudah tanya semua office girl, office boy, dan teman-
               teman. Tidak ada yang tahu. Hmm. Misteri!”
                   Siapa punya kerjaan? aku membayangkan ibuku, yang tak
               kapok-kapok menyiar, bahkan dari tempat penantiannya. atau
               ayahku, dengan ayam jantannya kesayangannya si Mordekhai
               yang dulu tewas tertindih tetapi kini mungkin sudah bersa-
               manya lagi. Ia memberi tanda agar aku jangan terlalu terobsesi
               pada  ibuku  saja  dan  melupakan  dia.  Sebab  namanya  tidak
               disebut lagi sejak bab lalu.
                   “Iya Pay. Iya May.”
                   aku menutup telepon sambil tersenyum.
                   aku,  Enrico,  seperti  Enrico  Caruso,  mencintai  ibunya
               habis-habisan. Sampai kiamat datang nanti.












           236



       Enrico_koreksi2.indd   236                                     1/24/12   3:03:58 PM
   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247