Page 241 - Cerita Cinta Enrico by Ayu Utami
P. 241

Ce r i t a   Ci n t a   E n r i c o

                 sebuah  tanah  lapang  dikelilingi  pepohonan.  Tapi  ia  tidak
                 melihat  seorang  perempuan  dengan  pantovel  gagah  pada
                 kaki nya yang kokoh dan menyembul di balik rok bunga-bunga.
                 Ia  melihat  seorang  anak  yang  berlarian  mengejar-ngejar
                 gumpalan kapuk yang turun dari langit.


                                            *


                    a  memutuskan  untuk  menuliskan  kisahku  ini,  wahai
                 pem baca  yang  budiman.  Sebuah  proses  yang  membantuku
                 menerima  mengapa  ibuku  tidak  sanggup  melihat  kebaikan
                 yang ada padaku. Sebuah proses yang membantuku berdamai.
                 Perumpamaan  Yesus  tentang  domba  yang  hilang  menolong
                 menjelaskan itu. Tak tepat betul memang, tapi membantu. Kau
                 tahu itu... ada seorang gembala yang punya seratus domba.
                 Satu di antara dombanya terperosok ke jurang. Maka ia me-
                 ninggalkan yang sembilan puluh sembilan untuk mencari yang
                 satu. Ibuku mencari Sanda, putrinya yang hilang. Dan ia lupa
                 padaku. Tapi begitulah cinta. Begitulah kepedihan. Kesedihan
                 tak bisa diukur. aku tak marah lagi padanya. aku tak melarikan
                 diri lagi darinya.
                    Suatu hari, ketika a sedang menulis kisah ini, pada bagian
                 ketika  Khasiar  sang  Pengkhabar  mengetuk  pintu  saat  Ibu
                 sedang menjahit dengan mesin Pfaf ­nya yang berjasa itu...
                    Teleponku berdering. Kudengar suara a dari kantornya:
                    “Sayang! Kamu pasti tidak percaya!”
                    “apa?”
                    “Di mejaku ada buletin Menara Pengawal.”
                    nama  itu  langsung  mengembalikan  aku  ke  ruang  tamu
                 di mana Ibu berhenti menjahit, kain-kain masih berserakan,


                                                                         235



       Enrico_koreksi2.indd   235                                     1/24/12   3:03:57 PM
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246