Page 52 - Hujan bulan Juni Pilihan sajak by Sapardi Djoko Damono
P. 52

KUKIRIMKAN PADAMU


               kukirimkan padamu kartu pos bergambar, istriku,
               par avion: sebuah taman kota, rumputan dan bunga‐bunga, bangku dan beberapa orang tua,
               burung‐burung merpati dan langit yang entah batasnya.

               Aku, tentu saja, tak ada di antara mereka.
               Namun ada.




               KUTERKA GERIMIS


               Kuterka gerimis mulai gugur
               Kaukah yang melintas di antara korek api dan ujung rokokku
               sambil melepaskan isarat yang sudah sejak lama kulupakan kuncinya itu

               Seperti nanah yang meleleh dari ujung‐ujung jarum jam dinding yang berhimpit ke atas itu
               Seperti badai rintik‐rintik yang di luar itu



               LIRIK UNTUK LAGU POP


               jangan pejamkan matamu: aku ingin tinggal di hutan yang gerimis
               ‐‐ pandangmu adalah seru butir air tergelincir dari duri mawar (begitu nyaring!); swaramu adalah
               kertap bulu burung yang gugur (begitu hening!)
               aku pun akan memecah pelahan dan bertebaran dalam hutan; berkilauan serbuk dalam kabut
               ‐‐ nafasmu adalah goyang anggrek hutan yang mengelopak (begitu tajam!)
               aku akan berhamburan dalam grimis dalam seru butir air dalam kertap bulu burung dalam goyang
               anggrek
               ‐‐ ketika hutan mendadak gaib
               jangan pejamkan matamu:

               PERAHU KERTAS
               Waktu masih kanak‐kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali; alirnya Sangat
               tenang, dan perahumu bergoyang menuju lautan.

               "Ia akan singgah di bandar‐bandar besar," kata seorang lelaki tua.  Kau sangat gembira, pulang
               dengan berbagai gambar warna‐warni di kepala.

               Sejak itu kau pun menunggu kalau‐kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu‐mu
               itu.

               Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,

               "Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit."
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56