Page 54 - Hujan bulan Juni Pilihan sajak by Sapardi Djoko Damono
P. 54
PUISI CAT AIR UNTUK RIZKI
angin berbisik kepada daun jatuh yang tersangkut kabel telpon itu, "aku rindu, aku ingin
mempermainkanmu! "
kabel telpon memperingatkan angin yang sedang memungut daun itu dengan jari‐jarinya gemas,
"jangan berisik, mengganggu .
hujan!"
hujan meludah di ujung gang lalu menatap angin dengan tajam,
hardiknya, 'lepaskan daun itu!"
SAJAK SUBUH
Waktu mereka membakar gubuknya awal subuh itu ia baru saja bermimpi tentang mata air. Mereka
berteriak, "Jangan bermimpi!" dan ia terkejut tak mengerti.
Sejak di kota itu ia tak pernah sempat bermimpi. Ia ingin sekali melihat kembali warna hijau dan
mata air, tetapi ketika untuk pertama kalinya. Ia bermimpi subuh itu, mereka membakar tempat
tinggalnya.
"Jangan bermimpi!" gertak mereka.
Suara itu terpantul di bawahjembatan dan tebing‐tebing sungai. Api menyulut udara lembar demi
lembar, lalu meresap ke pori‐pori kulitnya. Ia tak memahami perintah itu dan mereka memukulnya,
"Jangan bermimpi! "
Ia rubuh dan kembali bermimpi tentang mata air dan .....
SAJAK TELUR
dalam setiap telur semoga ada burung dalam setiap burung
semoga ada engkau dalam setiap engkau semoga ada yang senantiasa terbang menembus silau
matahari memecah udara dingin
memuncak ke lengkung langit menukik melintas sungai
merindukan telur
SERULING
Seruling bambu itu membayangkan ada yang meniupnya, menutup‐membuka lubang‐lubangnya,
menciptakan pangeran dan putri dari kerajaan‐kerajaan jauh yang tak terbayangkan merdunya ....
Ia meraba‐raba lubang‐lubangnya sendiri yang senantiasa menganga.