Page 143 - oke mutiara kebun sawit
P. 143
“Ece..pak!!” teriak murid lainya, gadis ini masih
belum menjawab pertanyaanku ia hanya
menundukan kepala malu. Hingga aku harus
bertanya untuk kedua kalinya.
“namamu siapa?”
“Ece..pak.” dia hanya menjawab seperlunya saja.
Aku pikir tak mungkin nama aslinya Ece, kebiasaan
di sini adalah, mereka tak pernah tahu nama asli
mereka karena sehari-hari lingkungan sekitar
memanggil mereka dengan nama panggilan,
begitupun dengan nama orang tua mereka, jika
bertanya ada saja jawaban yang aneh, seperti ketika
itu aku bertanya pada seorang anak tentang nama
ayahnya untuk mendata mereka. Siapa nama
bapakmu? Tanyaku, ia menjawab “Wak Janggut”.
Kemudian aku coba memastikan pada teman lainya
139 | M u t i a r a K e b u n S a w i t