Page 68 - 5f5289cb-b026-4cbf-9f15-923950fa2ba4.pdf
P. 68
Pencegahan Korosi
1. Menutupi permukaan logam dengan permukaan permeable
a. Pengecatan besi untuk menghndari kontak dengan H2O dan O2, pada kapal,
jembatan, dan mobil.
b. Pelumuran dengan oli dan gemuk, menghindari kontak dengan H2O dan O2 (pada
bagian mesin yang bergerak)
c. Membalut besi dengan plastik (pada alat-alat masak)
d. Electroplatting besi dengan Timah (tin platting)
e. Pelapisan dengan Cromium
2. Memadukan logam dengan Logam lain (Alloy)
Contoh : stainless steel campuran krom dengan nikel dipadukan dengan besi.
3. Menggunakan perlindungan katodik.
a. Menggunakan logam lain yang lebih reaktif sebagai anoda korban.
Perlindungan besi dengan logam magnesium (sebagai anoda yang teroksidasi)
b. Menyuplai listrik dari luar.
c. Menggunakan perlindungan anoda.
*Catatan: Tidak semua korosi merugikan, yaitu korosi pada Aluminium.
Aluminium lebih reaktif dibandingkan besi, mudah teroksidasi. Korosi yang terjadi
membentuk lapisan Aluminium Oksida (Al2O3) yang kuat dan padat. Lapsian ini
melindungi Logam Al yang berada dibawahnya dari proses korosi lebih lanjut.
SEL ELEKTROLISIS
Mengubah energi listrik menjadi energi kimia ( reaksi redoks tidak spontan)
Reaksi redoks spontan → Reaksi redoks tidak spontan.
Prinsip kerja :
Kutub - (Sumber arus) → Anoda (+) → Oksidasi
Kutub + (sumber arus) → Katoda (-) → Reduksi → Biasanya terbentuk endapan
Arah aliran elektron
- +
+ - +
-
A (l)+ e → A(s) Katoda Anoda B (l) → B(g) + e
Reduksi Oksidasi
Endapan A
Gas B
+
AB → A + B -
58