Page 7 - BULETIN 1161
P. 7
Kecam Oknum TNI AU Pelaku
OMISI I - DPR RI Kekerasan, Yan Permenas Minta
Pembenahan di Internal TNI
K
nggota Komisi I DPR RI melakukan itu?” ungkap Yan. setempat.
Yan Permenas Mandenas Anggota DPR RI dapil Papua ini Namun, pencopotan saja dinilai
merespon beredarnya menilai tindakan tersebut adalah bentuk belum cukup, belum menyelesaikan
A video yang menampilkan pikiran rasis, yang mana merasa diri permasalahan secara signifikan. Perlu
proses pengamanan pemuda Papua superior sehingga berhak “menindas” ada pembenahan secara internal dan
oleh dua personel Polisi Militer orang karena orang lain penyandang menyeluruh. Dia mendorong adanya
Angkatan Udara (POM AU) yang identitas tertentu yang dianggap lebih pembenahan dari internal TNI mengenai
memperlihatkan tindakan kekerasan inferior sehingga dianggap pantas cara pandang terhadap tindakan
dan perlakuan tidak pantas, baru- “ditindas”. “Padahal, jelas secara prinsip rasisme. Juga mengembangkan pola
baru ini. Yan menilai, berulangnya moral dan konstitusi, tidak boleh ada pikir terbuka atas setiap individu.
kejadian diskriminasi yang melibatkan seorang pun yang boleh diperlakukan “Selanjutnya, proses hukum
aparat mengindikasikan adanya secara tidak adil, direndahkan harus tetap berjalan. Keadilan perlu
pelanggengan rasisme dari sisi martabatnya, apalagi disiksa dan ditegakkan dengan menindak tegas
struktural dan budaya oleh oknum diperlakukan secara keji seperti itu, para pelaku. Ini untuk keadilan
institusi negara. tanpa proses hukum,” terangnya. kemanusiaan dan sebagai upaya
“Masalahnya adalah kejadian ini Sisi lain, aparat sudah memiliki mencegah hal serupa terjadi,” ungkap
bukan yang pertama kali, dan selalu SOP bagaimana harus bersikap dan Anggota Baleg DPR RI ini. Tak lupa,
berulang di kemudian hari. Masih bertindak ketika menghadapi tindakan Yan mendorong untuk difasilitasinya
dalam ingatan, kasus rasisme di Malang pelanggaran oleh masyarakat. Bukan perlindungan dan pemulihan korban
dan Surabaya yang berujung pada dengan tindakan brutal seperti dua atas dampak insiden tersebut, termasuk
kriminalisasi mahasiswa Papua, demo personil POM AU tersebut lakukan. dampak psikologis. ann/sf
serentak di Papua, hingga pemutusan Menurutnya, bentuk kebrutalan
sinyal internet oleh negara. Kini, ingatan aparat di lapangan yang harus segera
atas itu muncul jelas kembali,” ungkap dihentikan dan tidak
Yan dalam keterangan pers yang boleh terulang. Anggota Komisi I DPR RI
Yan Permenas Mandenas. Foto: Jaka/Man
diterima Parlementaria, Rabu (28/7). Kendati demikian,
Yan juga melihat insiden tersebut politisi dari F-Gerindra
tak semata tindak kekerasan, tapi ini juga mengapresiasi
juga simbol perendahan martabat, pihak TNI AU yang
rasisme, dan diskriminasi. Ia segera merespons
mengatakan, tindakan itu mencoreng dengan penyesalan
nama baik institusi TNI dan wajah dan permintaan maaf
negara di hadapan orang Papua. atas insiden ini. Hingga
Menurutnya, berulangnya kejadian pencopotan Komandan
serupa terlebih melibatkan aparat Pangkalan Udara
mengindikasikan bahwa adanya (Danlanud) Johanes
pelanggengan rasisme dari sisi Abraham Dimara di
struktural dan budaya oleh oknum Merauke, Kolonel Pnb
dalam institusi negara. Herdy Arief Budiyanto
“Atas dasar apa mereka berhak serta Komandan
melakukan itu. Pertanyaan selanjutnya, Satuan Polisi Militer
mengapa mereka berpikir berhak (Dansatpom) Lanud
Nomor 1161/I/VIII/2021 • Agustus 2021 7