Page 5 - Sinar Tani Edisi 4112
P. 5

5
                                                                          Edisi 26 November - 2 Desember 2025   |  No. 4112  Tahun LVI
                     Tanaman Obat,









                     Tamu di Negeri Sendiri







                                                                                   kemandirian    hortikultura  yang    mendorong pelaku usaha untuk
          Nilai ekonomi tanaman obat di Indonesia                                  berkelanjutan dan bermanfaat bagi    menggunakan buku SOP budidaya
          menembus ratusan miliar rupiah per                                       masyarakat.  Program ini  dirancang   tanaman obat yang bisa diakses di
                                                                                                                        situs hortikultura.pertanian.go.id
                                                                                   agar rantai produksi dari hulu ke hilir
          tahun. Namun di balik besarnya potensi                                   berjalan lancar, sehingga produk        Panduan tersebut memuat tata
          itu, produksi dalam negeri ternyata belum                                herbal   Indonesia  bisa  semakin    cara  budidaya berbagai  komoditas,
                                                                                                                        mulai dari jahe, kunyit, kapulaga,
          sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan                                      bersaing di pasar lokal maupun       temulawak, pegagan, hingga jeruk
                                                                                   internasional.
          industri herbal nasional. Mirisnya, bahan                                   “Kami    ingin    meningkatkan    nipis. Produk yang dihasilkan tidak
          baku masih harus diimpor, terutama untuk                                 produksi tanaman obat,  sayuran,     hanya dijual dalam bentuk mentah,
                                                                                   dan buah-buahan untuk memenuhi
                                                                                                                        tetapi juga diolah melalui proses
          keperluan farmasi dan ekspor olahan.                                     kebutuhan      pangan     nasional   higienisasi  dan  sertifikasi  agar  siap
                                                                                   sekaligus   mendukung      industri  dipasarkan, termasuk untuk ekspor.
                                                                                   herbal yang kuat,” ujarnya. Selain      “Kalau  kita  serius  menjaga  mutu
                      alam  Workshop Herba    ujar  Agung. Penyebabnya, sebagian   memperkuat      produksi,  konsep    dari hulu ke hilir, impor pasti bisa
                      Medika:  The New Era    besar impor karena standar mutu      Kampung     TO   juga  mendorong     ditekan, ekspor meningkat, dan
                      of Downstream yang      dalam negeri belum seragam, baik     petani untuk menghasilkan produk     industri herbal nasional bisa mandiri,”
                      digelar  Balai  Riset   dari kadar bahan aktif maupun        bernilai  tambah, seperti simplisia   katanya Agung. Hingga kini, ada
                      dan   Pengembangan      higienitas. Industri farmasi, misalnya,   kering dan minyak atsiri siap jual.  63 komoditas binaan yang menjadi
       DTanaman                    Rempah,    membutuhkan bahan baku dengan           Ke      depan,      pemerintah    fokus, mulai dari jahe, temulawak,
          Obat, dan Aromatik (BRMP TROA),     kadar senyawa aktif tertentu yang    menargetkan produksi tanaman obat    lengkuas, hingga akar kucing dan
          Selasa  (11/11),  Direktur  Sayuran  tidak selalu bisa dijamin dari hasil   nasional mencapai 5,4 juta ton pada   daun ungu, semuanya potensial
          dan  Tanaman  Obat  Kementerian     panen petani lokal.                  2045, atau hampir empat kali lipat   untuk diolah menjadi jamu atau
          Pertanian, Agung Sunusi mengakui,                                        dari capaian 2023–2024 yang berada   fitofarmaka.
          Indonesia memang punya kekayaan        Kampung Tanaman Obat              di kisaran 1,5 juta ton. Nantinya, fokus   Tanaman obat bukan hanya
          tanaman obat yang luar biasa, tapi     Untuk     memperkuat      rantai  pengembangan      diarahkan  pada    sekadar rempah di dapur, tetapi
          kemandiriannya belum total.         pasok dalam  negeri,  Kementerian    produktivitas dan mutu melalui       juga   aset  ekonomi   yang   bisa
            “Kalau dilihat dari sisi produksi,   Pertanian menggencarkan program   bibit  unggul  bersertifikat,  Good   menghasilkan produk bernilai tinggi.
          kita sudah punya peningkatan cukup   Kampung Tanaman Obat (Kampung       Agricultural Practices  (GAP), dan   Dengan pengembangan kawasan
          signifikan,  terutama  pada    jahe,   TO). Kawasan ini dirancang sebagai   sertifikasi pascapanen.           yang  terintegrasi,  Indonesia  bisa
          kunyit, dan kapulaga. Tapi masih ada   sentra terpadu dengan luas minimal   “Semua    tahapan,  mulai  dari   menunjukkan      potensi   industri
          celah dari sisi kualitas dan kontinuitas   5 ha. Dalam kawasan tersebut akan   penanaman,  panen,   hingga    herbalnya kepada dunia, sekaligus
          pasokan yang bikin industri lebih   mendapatkan dukungan lengkap         pengemasan harus sesuai standar      mendukung       kesehatan     dan
          memilih bahan impor,” kata Agung.   mulai dari benih unggul, pengendali   GAP dan Good Handling Practice      kesejahteraan masyarakat secara
            Data Direktorat Sayuran dan       hama ramah lingkungan, hingga        supaya kualitasnya bisa bersaing,”   berkelanjutan.
          Tanaman Obat mencatat, sepanjang    fasilitas pascapanen.                          kata    Agung.    Untuk       Dengan kawasan tanaman obat
          2020–2024, produksi tanaman obat       “Kami bantu komplit, dari bibit                 itu,     pemerintah    menjadi upaya meningkatkan nilai
          terus meningkat. Jahe menjadi       sampai     sarana   pengolahan.                                           tambah dan daya saing produk
          komditas yang mendominasi dengan    Setelah itu, kawasan didaftarkan                                          hortikultura dalam negeri. Jangan
          produksi lebih dari 190 ribu ton per   agar bisa hasilkan produk                                               sampai potensi besar yang kini
          tahun, disusul kunyit (177 ribu ton)   bersertifikat,”   ujarnya.                                              ada,   justru  tergerus   dengan
          dan kapulaga (127 ribu ton). Kenaikan   Program  ini  ungkap                                                     membanjirnya produk impor.
          itu berkat program pengembangan     Agung, sudah berjalan                                                                                Gsh/Yul
          kawasan tanaman obat di sejumlah    di    berbagai   daerah
          provinsi sentra.                    seperti Kuningan, Bogor,
            “Dari 2022 sampai 2024, kami      Garut, Solok, 50 Kota,
          fokus kembangkan empat komoditas    Pangandaran,        dan
          besar: jahe, kunyit, kapulaga, dan   Sukabumi.
          kencur. Totalnya ada ratusan hektar    Visi utama program
          lahan baru yang kami dampingi,”     ini adalah membangun
          ujar Agung. Namun tidak semua
          komoditas  mengikuti  tren yang
          sama. Tanaman seperti sambiloto,
          temukunci, dan lidah buaya masih
          belum stabil dari sisi produktivitas.
          Faktor  cuaca,   perawatan,  dan
          rendahnya penggunaan bibit unggul
          masih menjadi tantangan utama.
            Meski produksi tanaman obat
          terus naik, mirisnya impor bahan
          baku tanaman obat masih
          terjadi.  Data  Badan Pusat
          Statistik (BPS), volume impor
          jahe sempat menembus 20
          ribu ton pada 2020, turun di
          tahun berikutnya, namun
          kembali menunjukkan tren
          naik pada 2024. Pola serupa
          juga terlihat pada kunyit.
            “Kalau tidak kita jaga dari
          hulu, ketergantungan impor
          ini akan terus berulang.
          Artinya,  belum    semua
          kebutuhan industri herbal
          bisa kita penuhi sendiri,”
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10