Page 25 - E MODUL PJBL JARINGAN TUMBUHAN rev
P. 25
Buah pisang berkembang dari bunga betina melalui proses partenokarpi
pembentukan buah tanpa pembuahan, sehingga tidak menghasilkan biji
yang berkembang. Hal ini menjadikan pisang mudah dikonsumsi, tersedia
luas, dan dapat tumbuh kembali melalui tunas vegetatif.
Dalam nilai budaya, buah pisang melambangkan ketersediaan dan
keberkahan, kedermawanan alam dan pemberian tanpa meminta balasan.
Bio-Trigger
Fluency
Hasil wawancara dengan pedagang pisang di Bojonegoro menunjukkan
adanya permasalahan, sering kali pisang belum laku terjual hingga terlalu matang
dalam jumlah banyak. Kondisi ini membuat sebagian pisang terbuang,
menurunkan keuntungan pedagang, dan menjadi masalah lingkungan karena
menumpuk sebagai limbah organik.
Aktivitas Bio-Triger
Diskusikan bersama kelompokmu pertanyaan berikut:
1. Bagaimana struktur jaringan buah pisang (parenkim penyimpan pati/gula)
memengaruhi cepatnya pisang matang?
2. Sebutkan ide kreatif sebanyak mungkin untuk mengolah pisang yang terlalu matang
Klik di sini
agar tetap bernilai ekonomi dan tidak terbuang percuma. untuk
Setelah menjawab, jangan lupa cek hasil kerjamu dengan kunci jawaban di lampiran, ya. menjawab!
b. Filosofi Kehidupan dari Pisang
Pisang hanya berbuah sekali seumur hidup, lalu mati, namun meninggalkan
tunas baru sebagai penerus. Siklus ini menjadi cermin kehidupan manusia.
Ungkapan Jawa “Pantang pisang berbuah dua kali” melambangkan:
▪ Berkorban untuk generasi berikutnya,
▪ Ikhlas memberi manfaat sebelum pergi,
▪ Hidup sederhana namun bermakna.
Pisang bermanfaat dari akar hingga buah, bahkan setelah tumbang
batangnya bisa jadi pupuk atau pakan. Karena itu, masyarakat memandang
pisang bukan sekadar komoditas, tetapi simbol keberlanjutan, kesadaran
ekologis, dan nilai kemanusiaan sebuah “guru kehidupan” tentang
ketulusan, manfaat, dan regenerasi.
15