Page 16 - Bioteknologi Berbasis Etnosains Napai
P. 16

3. Nata de Coco

        Nata de Coco berasal dari Filifina. Makanan tersebut diperoleh dari fermentasi air

        kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum. Jika kondisi cocok, maka bakteri tersebut

        akan tumbuh pesat dan mengeluarkan enzim ke media untuk mengubah gula

        menjadi serat. Air kelapa kaya akan serat selulosa, kalsium, fosfor, zat besi,lemak,


        dan karbohidrat.

        Keberhasilan pembuatan nata dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

        perbandingan bibit “nata” dengan air kelapa, kualitas air kelapa, suhu inkubasi

               0
        (26-27 C), kualitas starter (bibit “nata”), kebersihan alat,udara, dan PH media
        ( sebaiknya antara 3,5 – 4).























                                       Gambar 5. Nata de coco

         Sumber : https://www.viva.co.id/gaya-hidup/kesehatan-intim/1192465-kenyal-kenyal
                       segar-nata-de-coco-bisa-cegah-penyakit-kardiovaskular


       4. Tempe

          Tempe merupakan contoh hasil penerapan bioteknologi sederhana asli Indonesia.

          Tempe diperoleh dari fermentasi kedelai, jamur tempe (Rhyzopus oryzae atau

          R. oligosporus). Pada saat proses pembuatan tempe terjadi perombakan protein

          menjadi sederhana sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh.


          Selain kedelai bahan baku lain yang sering digunakan adalah kara benguk, limbah

          minyak kacang tanah (bungkil), dan limbah tahu. Oleh karena itu, kita mengenal

          beberapa jenis tempe, seperti tempe benguk, tempe bongkrek, tempe gembus dan

          tempe kara.

                                                    8
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21