Page 12 - Bioteknologi Berbasis Etnosains Napai
P. 12
Berdasarkan dua jenis agen bioteknologi, bioteknologi digolongkan menjadi dua, yaitu
bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.
Bioteknologi Konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme
untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai kebutuhan manusia dengan cara sederhana.
Sebenarnya manusia telah menerapkan bioteknologi konvensional sejak ribuan tahun
yang lalu, yaitu dengan ditemukannya cara pembuatan roti serta minuman anggur dan bir.
Masyarakat Indonesia juga sejak dahulu telah memanfaatkan Teknik bioteknologi
sederhana untuk membuat produk makanan, seperti tapai, bekasam, tempoyak, terasi,
roti, tempe, oncom dan kecap.
https://www.kompasiana.com
/asnani.aza/552e21f36ea834
92068b45aa/bekasam-tetap-
eksis
(a) (b)
https://www.melayupedia.com/berita/
1952/tempoyak-fermentasi-durian-
(c) (d)
Gambar 3. Berbagai produk hasil bioteknologi konvensional (a) tapai, (b) bekasam,
(c) tempe, (d) tempoyak.
Bioteknologi Modern adalah Bioteknologi yang memanfaatkan sel dan teknologi molekuler
untuk membuat produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kemajuan bioteknologi
modern didukung oleh perkembangan cabang ilmu yang lain, meliputi biologi molekular,
mikrobiologi, genetika, biokimia, biologi sel, dan teknik kimia. Produk bioteknologi modern
diantaranya protein sel tunggal, tanaman dan hewan transgenik, kultul jaringan, klon
hewan, dan bibit unggul hasil Teknik radiasi.
4