Page 3 - Sinar Tani Edisi 4108
P. 3
MIMBAR PENYULUHAN Edisi 29 Oktober - 4 November 2025 | No. 4108 Tahun LVI 3
Jeruk Keprok,
Segar Lagi Berkat Penyuluh
Setelah sempat meredup akibat serangan
penyakit dan tanaman tua, jeruk keprok kini
kembali bergairah. Peran penyuluh pertanian jadi
kunci dalam peremajaan kebun dan peningkatan
mutu buah nasional.
ndonesia dikenal sebagai salah petani sering kali baru sadar setelah
satu pusat keanekaragaman sebagian besar pohonnya terlanjur
jeruk di Asia Tenggara. Dari sekian rusak.
banyak varietas yang tumbuh di Upaya pengendalian telah
nusantara, jeruk keprok menjadi dilakukan dengan pendekatan fertigasi, sehingga unsur hara bisa dan Jakarta. Sementara di Kabupaten
Iikon utama karena rasa manis terpadu, antara lain melalui langsung terserap akar tanaman. Karo, Sumatera Utara, koperasi tani
segarnya dan adaptasinya yang luas pemangkasan pohon terinfeksi, Sementara itu, dalam jeruk menggandeng pelaku ekspor
di berbagai daerah. Di balik potensi sanitasi kebun secara berkala, pengendalian hama, pendekatan untuk memenuhi permintaan dari
besar itu, geliat jeruk keprok nasional penggunaan bibit bebas penyakit, Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Malaysia.
sempat menurun akibat serangan serta penanaman rootstock tahan berbasis musuh alami seperti
penyakit, lemahnya regenerasi CVPD seperti JC (Japanese Citron) Tamarixia radiata mulai diterapkan Pendekatan Partisipatif
kebun, dan ketidakseimbangan atau JSR (Japanese Sour Rootstock). untuk mengontrol populasi kutu Pendekatan ini memperlihatkan
pasar. Namun penyuluh di lapangan loncat. Petani di Banyuwangi bahkan penyuluhan partisipatif jauh
Data Direktorat Jenderal mengakui, penerapan langkah- sudah mampu memelihara koloni lebih berhasil dibanding sekadar
Hortikultura menunjukkan, produksi langkah ini belum merata. Banyak serangga predator ini secara mandiri sosialisasi satu arah. Petani belajar
jeruk nasional tahun 2024 mencapai petani masih enggan menebang dengan pendampingan penyuluh. dari pengalaman nyata, sementara
sekitar 2,4 juta ton, dengan jeruk pohon sakit karena menganggapnya Salah satu strategi efektif penyuluh penyuluh bisa menilai efektivitas
keprok berkontribusi sekitar 40 “masih bisa berbuah”. Di sinilah mendorong adopsi teknologi baru teknologi di kondisi agroklimat lokal.
persen. Angka itu sebenarnya cukup pentingnya pendekatan edukatif melalui demonstration plot. Demplot Penyuluh juga menjadi jembatan
tinggi, tetapi produktivitas rata-rata dan persuasif dari penyuluh. Padahal bukan sekadar lahan contoh, tapi antara petani, offtaker, dan lembaga
masih berada di kisaran 18–20 ton/ha, seharusnya petani melihat kebunnya ruang pembelajaran langsung bagi keuangan.
padahal potensi hasil varietas unggul sebagai investasi jangka panjang. petani untuk membandingkan Penyuluh membantu petani
seperti Keprok Batu 55 atau Keprok Kalau dibiarkan, penyakit itu menular hasil antara teknologi baru dan cara memahami aspek Good Agricultural
Garut bisa menembus 30 ton/ha jika pelan-pelan ke seluruh blok. Butuh konvensional. Practices (GAP), Standard Operating
menerapkan budidaya intensif. contoh nyata di lapangan agar Di Malang, penyuluh setempat Procedure (SOP) budidaya, dan
Kesenjangan produktivitas mereka percaya. membangun demplot jeruk keprok pencatatan produksi. Dengan
ini sebagian besar karena umur Dalam beberapa tahun terakhir, yang menggunakan bibit unggul begitu, jeruk keprok tidak lagi dijual
tanaman yang menua, penggunaan berbagai inovasi mulai diperkenalkan Batu 55 dan sistem irigasi tetes. berdasarkan “asal panen”, tapi sudah
bibit asalan, serta kurangnya untuk memperbaiki produktivitas Dalam dua musim tanam, hasil mulai mengarah pada standar mutu
penerapan teknologi modern. Di jeruk keprok. Balai Perakitan dan panen meningkat 25 persen dan pasar modern.
beberapa daerah sentra seperti Modernisasi Pertanian Jeruk dan ukuran buah lebih seragam. Melihat Jeruk keprok adalah simbol
Banyuwangi, Karo, Malang, Enrekang, Tanaman Subtropika (BRMP Jestro) hasil nyata, petani di sekitar lokasi kekuatan hortikultura nasional.
dan Tanggamus, sebagian besar yang dahulu dikenal sebagai Balai mulai menanam bibit serupa secara komoditas yang menyatukan aspek
tanaman sudah berusia di atas 15 Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah mandiri. teknologi, ekonomi, dan sosial. Untuk
tahun dan mulai menunjukkan Subtropika (Balitjestro) di Batu, Namun peningkatan produktivitas menguatkannya, dibutuhkan sinergi
penurunan kualitas buah. Jawa Timur, mendorong penerapan tanpa dukungan kelembagaan antara penelitian, penyuluhan, dan
Masalah terbesar bukan di teknologi grafting cepat (sambung hanya menghasilkan panen tanpa pelaku usaha. Selama penyuluh
kemampuan petani, tapi di regenerasi pucuk) untuk mempercepat arah pasar. Penyuluh kini didorong dan petani terus berjalan seirama,
kebun dan pengetahuan teknologi. peremajaan. memperkuat kelompok tani (Poktan) jeruk keprok akan tetap menjadi
Banyak petani masih memegang Dengan teknik ini, tanaman bisa dan gabungan kelompok tani cerita manis dari tanah nusantara.
cara lama yang tidak lagi efisien. berbuah dalam waktu 2–3 tahun, (Gapoktan) agar mampu berperan Kini, melalui peran aktif penyuluh
jauh lebih singkat dibanding 5 tahun sebagai unit bisnis. pertanian dan dukungan teknologi
Ancaman Penyakit CVPD jika ditanam dari bibit konvensional. Beberapa daerah menunjukkan hortikultura, harapan untuk
Hampir semua penyuluh di daerah Selain itu, penyuluh juga mulai hasil nyata. Di Banyuwangi, mengembalikan kejayaan jeruk lokal
jeruk pasti akrab dengan istilah CVPD mengenalkan sistem irigasi tetes Gapoktan Jeruk Keprok Mandiri perlahan kembali menyala
(Citrus Vein Phloem Degeneration). (drip irrigation) untuk efisiensi berhasil mengelola 40 ha kebun
Di lapangan, CVPD menjadi air, terutama di wilayah dataran jeruk dengan sistem kemitraan. Penulis : Rina Yuliati
momok utama yang menurunkan tinggi yang kering. Teknologi ini Mereka memiliki rumah sortasi dan Penyuluh Pertanian Pusat
produktivitas jeruk keprok hingga 40 memudahkan pengaturan nutrisi pengemasan sendiri, serta memasok
persen. Di beberapa kebun rakyat, larutan pupuk melalui sistem buah ke pasar modern di Surabaya
Limbah Kopi dan Sampah Plastik, Solusi Atasi Perubahan iklim
eneliti mengubah limbah kopi metode baru ini tidak hanya menangkap CO₂ aliran limbah untuk peningkatan
dan sampah plastik menjadi solusi tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan nilai dan daur ulang ganda
mengatasi perubahan iklim. Para sampah yang berkelanjutan. Inovasi tersebut menjadi produk bernilai. Setelah
Ppeneliti di Universitas Sharjah, UEA, telah berpusat pada produksi karbon aktif melalui ko- paten tersebut beralih ke penerapan industri,
mematenkan teknologi yang dirancang untuk pirolisis ampas kopi dan limbah plastik polietilen para peneliti yakin akan kemampuannya untuk
menangkap karbon dioksida (CO₂) dari proses tereftalat, menggunakan kalium hidroksida menghilangkan kontaminan dan polutan dalam
industri sebelum dilepaskan ke atmosfer. (KOH) sebagai agen pengaktif. berbagai situasi, termasuk dalam berbagai
Pendekatan ini memanfaatkan campuran Para penemu melaporkan bahwa metode proses pengolahan air.
ampas kopi (SCG), polietilen tereftalat (PET), mereka menghasilkan karbon aktif dengan Para penemu menyebutkan berbagai operasi
plastik yang umum digunakan dalam kemasan, kapasitas penyerapan CO₂ yang tinggi, sehingga industri yang dapat memperoleh manfaat dari
dan kalium hidroksida, bahan kimia alkali cocok untuk aplikasi industri. Mereka juga penemuan mereka, seperti pemurnian gas,
kuat. Bersama-sama, komponen-komponen menekankan rendahnya biaya produksi, berkat penyaringan air minum, pemulihan air tanah,
ini membentuk material yang efektif untuk keterjangkauan dan ketersediaan bahan baku. pengolahan air umpan boiler dan servis, serta
penyerapan CO₂. Penemuan ini merupakan contoh prinsip sistem pengolahan kolam renang, akuarium, air
Dengan memanfaatkan kembali ampas ini, ekonomi sirkular dengan mengintegrasikan limbah, dan limbah. Sumber :PHYS.ORG

