Page 7 - Sinar Tani Edisi 4108
P. 7
7
Edisi 29 Oktober - 4 November 2025 | No. 4108 Tahun LVI
Suara Kampus: penguatan infrastruktur pangan,
distribusi
efisien,
yang
sistem
serta ekosistem pertanian yang
Tantangan Besar berkelanjutan perlu terus diperkuat
secara
menyeluruh,
mulai
dari
tingkat pusat hingga daerah.
“Swasembada pangan ini adalah
Pertanian kita adalah kedaulatan pangan.
hasil kerja bersama yang perlu
dijaga, namun target jangka panjang
Presiden sudah menegaskan bahwa
kedaulatan pangan adalah bagian
dari kedaulatan negara,” ujarnya.
satu
salah
menyoroti
Lilik
program pertanian yang sangat
dirasakan
yakni
peluncuran masyarakat Stabilisasi
beras
Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)
serta penyerapan hasil panen petani
Meski dalam setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran pertumbuhan melalui bantuan pangan, yang
pertanian terbilang positif. Namun kalangan kampus mengingatkan terbukti mampu menyeimbangkan
suplai dan permintaan di lapangan.
beberapa catatan yang perlu pemerintah perhatikan, khususnya dalam
mencapai kedaulatan pangan berkelanjutan. PR Komoditas Pangan lain
Namun, di tengah optimisme
pemerintah mencapai swasembada
P ertanian masih kesulitan menggiling gabahnya itu, pendataan penerima pupuk Ninasapti Triaswati mengingatkan,
waktu
dalam
pangan
singkat,
Ekonom dari Universitas Indonesia,
capaian
swasembada
tersebut
menghadapi tantangan
karena harus antre atau berbagi biaya
juga perlu divalidasi karena banyak
belum merata di semua komoditas.
besar di tengah perubahan
petani yang sudah merantau, namun
dengan penggilingan keliling. “Kalau
swasembada
“Sebetulnya
target
penggilingan besar, ampasnya masih
iklim dan modernisasi
masih tercatat sebagai penerima
kian
yang
cepat.
swasembada
memang
beras,
mesin pertanian, hingga tempat jual-
penggilingan keliling, sering kali
Menurut Lektor Kepala
walaupun masih ada impornya. Tapi
terbuang begitu saja. Ini membuat
Teknik Pertanian dan Biosistem, bisa dimanfaatkan petani. Tapi kalau bantuan. “Data tentang pupuk, alat itu apa? Yang sudah mencapai
beli hasil panen harus terintegrasi,”
Fakultas Teknologi Pertanian nilai tambah petani menurun,” katanya. yang belum dan masih problem,
Universitas Andalas, Muhammad ujarnya. Ia mengingatkan, kolaborasi kedelai dan gula,” ujarnya.
Makky, tiga hal menjadi kunci utama Di tengan tantangan perubahan antar-lembaga juga harus diperkuat. Nina mencontohkan, produksi
dalam menjaga ketahanan pangan iklim yang tidak menentu, Makky “Selama ini urusan alsintan ke kedelai nasional hingga kini belum
nasional: stabilitas, produktivitas, dan melihat pentingnya mekanisasi penyuluh, pupuk ke koperasi, mampu memenuhi kebutuhan
nilai tambah bagi petani. pertanian. “Air menjadi kata kunci penggilingan ke pihak lain. Belum domestik. Berdasarkan data BPS,
“Pertanian membutuhkan perubahan iklim. Kadang saat butuh ada saluran komunikasi lintas sektor total kebutuhan kedelai dalam
kestabilan, karena risikonya sangat air justru kering, dan saat panen yang solid. Padahal kolaborasi negeri mencapai lebih dari 3 juta ton
tinggi. Ketika panen, adanya jaminan malah banjir. Jadi, mekanisasi dalam ini penting,” tegasnya. Ke depan, per tahun, sementara produksi lokal
harga pembelian pemerintah yang pengelolaan air sangat penting,” menurut Makky kebijakan pertanian baru berkisar di angka 300 ribu ton.
memadai bisa memberi ketenangan katanya. ke depan harus berorientasi pada Artinya, hampir 90 persen pasokan
dan motivasi bagi petani,” ujar Selain itu, mekanisasi juga kemandirian pangan nasional dan masih bergantung pada impor,
Makky. menjadi jawaban atas semakin perlindungan petani. terutama dari Amerika Serikat dan
Untuk itu menurutnya, stabilitas menurunnya jumlah tenaga kerja Sementara itu, Guru Besar Brasil.
harga menjadi pondasi utama yang muda di sektor pertanian. Saat ini Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Kebijakan pemerintah selama
harus dijaga. Jika petani merasa petani semakin menua, sementara Lilik Soetiarso menyoroti tantangan ini berfokus pada peningkatan
aman dengan jaminan harga dan generasi muda enggan bekerja berat. ke depan tidak hanya terletak produktivitas petani lokal melalui
kepastian pasar, maka produktivitas Karenanya, modernisasi dengan alat pada upaya mempertahankan bantuan benih unggul, pupuk,
akan meningkat. “Kita ingin setiap dan sistem yang efisien menjadi swasembada, tetapi juga pada dan insentif harga. Namun, realitas
petak sawah menghasilkan panen sebuah keharusan. langkah besar menuju kedaulatan di lapangan memperlihatkan
yang tinggi. Semakin banyak hasil, Makky juga menyoroti pentingnya pangan nasional 2045. tantangan yang lebih kompleks.
semakin besar pula pendapatan ketersediaan pupuk tepat waktu dan Untuk itu sangat penting “Produktivitas kedelai nasional
yang diperoleh,” tambahnya. data pertanian yang terintegrasi. Ia melakukan upaya meningkatkan masih rendah, sekitar 1,5 ton/ha,
Makky menyoroti masalah klasik berharap pupuk dapat disiapkan kesiapan menghadapi perubahan jauh di bawah produktivitas negara
di lapangan, proses penggilingan. minimal 30 hari sebelum musim iklim yang berpotensi memengaruhi pemasok utama yang mencapai 3
Petani dengan lahan kecil kerap tanam agar petani lebih siap. Selain produktivitas pertanian. Misalnya, ton/ha,” katanya.
Harga juga menjadi persoalan.
Kedelai impor seringkali lebih
murah dibandingkan kedelai
lokal, membuat petani enggan
menanam. Tanpa kebijakan harga
dasar yang menjamin keuntungan,
sulit mendorong produksi dalam
negeri tumbuh signifikan. Di sisi
lain, fluktuasi nilai tukar rupiah dan
biaya logistik menambah tekanan
pada harga bahan baku industri
tempe dan tahu, dua produk pangan
rakyat yang sangat sensitif terhadap
perubahan harga kedelai.
Kondisi serupa terjadi pada
komoditas gula. Produksi gula
nasional pada 2024 tercatat sekitar
2,3 juta ton, sedangkan kebutuhan
konsumsi rumah tangga dan
industri mencapai lebih dari 6 juta
ton. Defisit yang besar ini otomatis
ditutup dengan impor, baik dalam
bentuk raw sugar untuk industri
maupun gula konsumsi. Tanpa
perbaikan kelembagaan dan
efisiensi, swasembada gula masih
akan menjadi mimpi panjang. Gesh/
Herman/Yul

