Page 12 - Sinar Tani Edisi 4108
P. 12

12                         Edisi 29 Oktober - 4 November 2025  |  No. 4108 Tahun LVI                                       KEBUN





                  Sawit, Emas Hijau yang Penuh Duri






         Bagi                 Indonesia,
         komoditas kelapa sawit
         selama         ini     menjadi
         salah satu penyokong
         devisa       negara         yang
         sangat besar, bahkan
         ibarat        emas         hijau.
         Sayangnya,  dalam tata
         kelola perkebunan sawit,
         ternyata banyak durinya.




                    ondisi  tersebut  yang
                    kemudian melatar bela-
                    kangi,  Yeka   Hendra
                    Fatika,       anggota
                    Ombudsman RI untuk
       Kmengungkap                     sisi                                        menimbulkan kerugian tersendiri.      Tata kelola industri sawit diampu
         lain pengelolaan sawit dari sisi                                          Diperkirakan mencapai Rp15,7 triliun   banyak kementerian dan lembaga,
         pelayanan publik dalam buku:                                              per tahun,” katanya.                  namun belum terintegrasi secara
         ”Sawit, Antara Emas Hijau dan Duri                                           Ketiga, lanjut Najih, aspek tata   kelembagaan dan regulatif.  Potensi
         Pengelolaan”                                                              niaga.  Masih   terdapat  dualisme    mal administrasi yang ditemukan
            “Buku    ini   bukan     ingin                                         izin pabrik kelapa sawit antara       antara lain pengabaian kewajiban
         menempat kan saya sebagai ahli                                            Kementerian Pertanian dan Kemen-      hukum  dan tidak diberikannya
         sawit. Tapi karena posisi saya                                            terian  Perindustrian.  Keadaan  ini   layanan publik secara optimal.
         sebagai   pengawas     pelayanan                                          menimbulkan perbedaan harga TBS,        Total potensi kerugian ekonomi
         publik    agar    tidak   terjadi                                         persaingan tidak sehat, serta ketidak-  akibat mal administrasi di sektor
         maladministrasi. Buku ini melalui                                         pastian rantai pasok dari pabrik kelapa   sawit diperkirakan mencapai Rp
         proses panjang dari kajian sistemik                                       sawit itu sendiri.                    279,1 triliun per tahun. “Temuan-
         dan membentuk tim khusus                                                     Selain  itu,  pungutan   ekspor    temuan itu menunjukkan, melalui
         untuk mengelola kajian sistemik,”                                         CPO dan POE yang tidak seimbang       buku ini Ombudsmen berupaya
         kata Yeka saat peluncuran buku di                                         membuka cela manipulasi laporan       menghadirkan gambaran yang
         Gedung Ombuds man  di Jakarta,                                            ekspor dengan potensi kerugian        komprehensif    tentang    akar
         Kamis (23/10).                                                            mencapai kurang lebih Rp 11,5 triliun   masalah dan solusi perbaikan
            Menurut    Yeka,   buku   ini                                          per tahun.                            sistemik di sektor kelapa sawit,”
         sebetulnya ingin bicara posisi bawah   isu lingkungan dan kesejahteraan      Keempat, aspek kelembagaan.        katanya. Yul
         posisi Indonesia dalam industri sawit   masyarakat sekitar perkebunan itu
         sebenarnya telah menjadi pemimpin    sendiri.
         dunia. Namun Indonesia belum                                                                 Rekomendasikan
         menjadi yang terbaik di dunia.          Potensi Maladministrasi
            Setidaknya ada empat masalah         Dari kajian sistemik Ombudsmen                Badan Sawit Nasional
         besar    yang    perlu   diperbaiki  telah menemukan potensi mal-
         dalam industri sawit dalam negeri    administrasi  masih  sangat  tinggi              ari hasil kajian Ombuds-  akan   melakukan    kajian  lebih
         yakni   legalitas,  perijinan  usaha  dalam layanan publik di sektor sawit            man       mere komen-     lanjut  usulan   adanya   Badan
         perkebunan, tata niaga sawit dan     ini. Pertama, aspek lahan. Kajian                dasikan pembentukan       Sawit Nasional. Apalagi badan ini
         kelembagaan. Menurut  Yeka,  aspek   ini  menunjukkan    bahwa    masih               Badan Sawit Nasional.     nanti diharapkan bisa mengatasi
         kelembagaan menjadi simpul yang      terdapat tumpang tindih antara DLembaga ini nantinya                       persoalan mendasar persawitan di
         paling menentukan. Selama ini tata   izin perkebunan sawit dan kawasan     dalam   bentuk   Badan    Layanan    Indonesia.
         kelola sawit tersebar diberbagai     hutan seluas kurang lebih 3,22 juta ha   Umum (BLU) di bawah Presiden        “Bappenas harus merencana-
         kementerian    dan   kelembagaan.    dan melibatkan  kurang lebih 3.200    langsung.  “Melihat tan tangan yang   kan.  Nah,  basis  perencanaan
         Dari mulai Kementerian Pertanian,    subjek hukum.                         menggunung  Badan Sawit Nasional     macam-macam. Ada basis dari
         Lingkungan Hidup dan Kehutanan,         Dari jumlah itu baru sekitar 6%    menjadi jawaban yang tidak bisa      daerah, ada basis hasil kajian
         ATR/BPN, Perdagangan, Perindus-      yang terselesaikan secara hukum.      lagi dan menjadi otoritas tunggal,”   seperti  Ombudsman    ini  yang
         trian, ESDM, Keuangan dan Kemenko    Ketidakpastian ini berakibat pada     kata Anggota Ombudsman RI, Yeka      mengamanatkan berdirinya Badan
         Perekonomian.                        penundaan  layanan  hak  atas  tanah   Hendra Fatika.                      Sawit Nasional,” katanya.
            ”Masing-masing      mempunyai     dan potensi kerugian mencapai            Dengan adanya Badan Sawit           Menurut Rachmat, Badan Sawit
         data dan regulasi sendiri yang kerap   kurang lebih Rp76,8 triliun per tahun   Nasional, Yeka berharap Presiden   Nasional ini akan mengelola satu
         saling  tumpeng    tindih.  Kondisi  akibat   penyusutan   produktivitas   nantinya dapat mengintegrasikan      data sawit. Sebagai negara produsen
         ini   melahirkan   maladministrasi   lahan.                                peran dari 15 Kementerian/Lem-       sawit terbesar di dunia, Indonesia
         struktural, kebijakan tidak sinkron     Kedua, aspek perizinan. Data       baga dan 23 pemerintah provinsi      memang harus mempunyai data
         dan implementasi di lapangan mem-    menunjukkan bahwa baru 1,54%          dan    ratusan  kabupaten    kota.   tunggal sawit nasional. Dengan
         bingungkan pelaku usaha,” tuturnya.  dari 2,3 juta perkebun sawit rakyat   “Paling penting badan ini tidak      data  tunggal yang dikelola  Badan
            Sementara itu, Ketua Ombuds-      yang memiliki STDB dan hanya          hanya    menyatukan     kebijakan,   Sawit Nasional nantinya tidak ada
         man, Muhammad Najih mengata-         0,86% lahan sawit rakyat yang telah   tetapi juga meningkatkan peran       lagi masalah tumpang tindih lahan
         kan, di balik kontribusi besarnya    tersertifikasi ISPO. Lemahnya SDM di   strategis Satgas Penyelenggarakan   dan konflik di perkebunan sawit.
         sawit tersebut, tata kelola industri   daerah, tumpang tindih lahan, serta   Penguasaan Tanah dalam kawasan       “Dengan ada data tunggal sawit
         sawit masih  menghadapi berbagai     sistem sertifikasi yang belum efektif   hutan,” tuturnya.                  nasional,  konflik ini bisa  diredakan.
         tantangan    mulai    dari  aspek    menjadi faktor utama.                    Sementara itu, Menteri  Peren-    Dengan ada data tunggal sawit
         tumpang tindih, perizinan, konflik      ”Potensi   kerugian   akibatnya    canaan Pembangunan Nasional/         nasional,  dispute  kita  dengan  Uni
         lahan, lemahnya kemitraan  antar     rendah nya produktivitas dan peng-    Kepala  Bappanas,  Prof.  Rachmat    Eropa dan negara-negara lain bisa
         perusahaan   dan   petani  hingga    gunaan    bibit  nonstandar   juga    Pambudy  mengatakan,  pihaknya       diselesaikan,” tuturnya. Yul
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17