Page 13 - Sinar Tani Edisi 4108
P. 13

13
                                                                        Edisi 29 Oktober - 4 November 2025  |  No. 4108 Tahun LVI


                                                                               Inpara Jawara




          Lahan rawa ibarat
          raksasa yang tengah
          tertidur. Dengan                                                    di Lahan Rawa
          potensi lahan yang
          cukup luas, lahan
          rawa bisa menjadi
          penyokong produksi
          pangan nasional.
          Karena itu, pemerintah
          saat ini mendorong
          budidaya padi di lahan
          rawa.










                         e n d u k u n g
                         pengembangan
                         padi di lahan rawa,
                         Badan Penelitian
                         dan      Pengem-
       Mbangan Pertanian
          (Balitbangtan),      Kementerian
          Pertanian sejak tahun 2008 telah
          melepas benih Inbrida Padi Rawa
          atau lebih dikenal dengan nama
          Padi Inpara. Padi ini toleran terhadap
          kondisi lahan rawa, baik cekaman     Rakyat (CSR) dengan target 3 juta ha   irigasi, tapi hasilnya relatif rendah   Inpara. Diantara varietas Inpara
          biotik yakni hama dan penyakit.      hingga 2029 juga diarahkan juga ke   bila ditanam di lahan rawa. Varietas   yang  sudah  release,  ternyata
          Bahkan terhadap cekaman abiotik      lahan rawa terutama di Kalimantan    favorit tersebut nampaknya tidak    Inpara 2 dan Inpara 3 paling banyak
          lingkungan   seperti   genangan,     Tengah dan Papua Selatan.            toleran terhadap berbagai cekaman   ditanam di lahan rawa pasang
          kemasaman tanah, keracunan Fe          Potensi   pengembangan     per-    biotik dan abiotik rawa.            surut di Kalimantan Selatan. “Kedua
          dan Al, dan lain-lain.               tanian lahan rawa sangat tinggi                                          varietas Inpara ini dikenal sebagai
             Dibandingkan   varietas  lokal    karena lahan ini sangat luas dan       Adopsi Inpara                     varietas yang paling toleran terhadap
          yang produktivitasnya hanya sekitar   memiliki  sumberdaya   air  yang      Hadirnya varietas padi Inpara     cekaman biotik dan abiotik di rawa,”
          2-4 ton/ha, potensi produksi Inpara   berlimpah. Ada sekitar 10 juta      menjadi  pilihan  bagi  petani  yang   katanya.
          jauh lebih sekitar 4-7 ton/ha gabah   ha lahan rawa siap dibuka untuk     selama ini tinggal di wilayah lahan    Keunggulan varietas Inpara 2
          kering giling (GKG). Selain itu, Inpara   pertanian utamanya lahan sawah.   rawa. Bahkan dalam beberapa tahun   yakni berumur 128 hari, rasa nasi
          berumur genjah atau hanya sekitar      Namun demikian, lahan rawa         terakhir ini, petani rawa mulai beralih   pulen, potensi hasil 6,08 ton/ha
          110-140 hari, sehingga dalam satu    umumnya termasuk lahan marginal      ke Inpara karena yakin varietas ini   GKG, agak tahan terhadap wereng
          tahun petani bisa tanam 2-3 kali.    dan   kurang    subur,   sehingga    produktivitasnya tinggi dan umurnya   biotipe 2 dan tahan pula terhadap
          Bandingkan dengan varietas lokal     pemanfaatannya untuk pertanian       genjah, sehingga dalam satu tahun   hawar daun dan blas, serta toleran
          Siam Unus umurnya sekitar 7-9        menghadapi berbagai kendala fisik.   bisa menanam dua kali.              terhadap keracunan Fe dan Al.
          bulan, sehingga dalam satu tahun     Misalnya,  masalah  genangan  air      Contohnya    Basran,   anggota    Sedangkan Inpara 3 umurnya 127
          hanya bisa tanam satu kali saja.     yang tinggi dan sulit dikendalikan   Kelompok Tani Cinta Maju di rawa    hari, tekstur nasi pera, potensi hasil
             Dari sisi rasanya, padi Inpara juga   terutama di saat musim hujan.    lebak di Desa Hamayung, Kecamatan   5,6 ton/ha GKG, agak tahan terhadap
          lebih pulen, sehingga banyak disukai   Lalu ada masalah kemasaman         Daha Utara, Kabupaten Hulu Sungai   wereng batang biotipe 3 dan tahan
          masyarakat Jawa dan Sulawesi.        tinggi akibat oksidasi pirit (FeS2)   Selatan. Sejak menanam padi Inpara,     pula terhadap blas, serta agak tahan
          Namun ada pula yang pera (banyak     menghasilkan asam sulfat sehingga    mampu menghasilkan sekitar 7        terhadap genangan.
          disukai masyarakat suku banjar di    pH tanah drop ke sekitar pH 3.0.     ton/ha GKP atau sekitar 6,3 ton/ha     Yantirina      mengungkapkan,
          Kalsel dan minang di Sumbar).        Selanjutnya ada pula masalah unsur   GKG. Hitungannya, jika HPP GKP Rp   petani  di lahan rawa pasang surut
                                               dan senyawa beracun, seperti Fe, Al,   6.500/kg dan  menanam padi  2  kali   biasanya memadukan budidaya padi
             Lahan Seksi                       asam-asam organik, dan lain-lain.    setahun di lahan seluas 2 ha, Basran   (lowland) dengan jeruk (upland)
             Saat ini lahan rawa bisa dikatakan   Semua masalah tersebut menjadi    bisa mendapatkan sekitar Rp 182     dalam sistem surjan. Dari jeruk,
          sebagai   lahan    seksi  karena     pembatas    bagi    pertumbuhan      juta/tahun. Itu hanya dari usaha tani   petani bisa mendapatkan sekitar Rp
          dalam  beberapa  tahun  terakhir     tanaman.                             padi saja.                          50 juta/ha/tahun.
          pembangunan pertanian secara           Petani rawa umumnya masih            Demikian pula Darsono, anggota       Cara   ini  ternyata  memberi
          masif dilakukan di lahan rawa, baik   menanam padi varietas lokal seperti   Kelompok Tani Sido Muncul di      keuntungan yang maksimal bagi
          dalam bentuk intensifikasi maupun    di Kalsel dan Kalteng, mereka        rawa  pasang surut, di  Desa Karang   petani. Dari lahan budidaya padi
          ekstensifikasi. Sebut saja program   menanam     Siam   Unus    karena    Bunga,  Kecamatan    Mandastana,    Inpara, petani mendapatkan sekitar
          Optimalisasi Lahan (Oplah) tahun     pemeliharaannya   mudah,    tidak    Kabupaten Barito Kuala mampu        Rp 182 juta/tahun. Sementara  dari
          2024  seluas  350  ribu  ha  dan  tahun   perlu input tinggi, dan disukai pasar.   menghasilkan padi Inpara sekitar 5   budidaya jeruk sekitar Rp 100 juta/
          2025 seluas 500 ribu ha, sehingga    Namun produktivitas padi lokal       ton/ha GKP atau sekitar 4,5 ton/ha   tahun. Dengan demikian, setahun
          pada akhir 2025 diharapkan bisa      relatif rendah, hanya sekitar 2 ton/  GKG. Pendapatannya kini mencapai   petani bisa mendapatkan sekitar Rp
          mencapai 850 ribu ha.                ha. Karena  umurnya sekitar 8 bulan,   Rp 130 juta/tahun. Hasil tersebut jauh   282 juta.
             Pemerintah juga menggerakkan      sehingga petani hanya bisa tanam     lebih tinggi dibandingkan petani       Terbukti,   Inpara    signifikan
          Brigade   Pangan     (BP)   yang     sekali saja dalam setahun.           yang menanam varietas lokal atau    dalam mendongkrak hasil padi dan
          mengusung pertanian moderen            Sementara       itu,    varietas   varietas lainnya.                   pendapatan petani. Inpara memang
          dan regenerasi ke petani milenial di   favorit  petani  seperti  Ciherang,  Ir Yantirina MS, peneliti pertanian   jawara di lahan rawa
          lokasi Oplah lahan rawa. Selanjutnya   Mekongga, dan Inpari meskipun      rawa BRIN mengatakan, petani rawa                       (D. Nursyamsi,
          ada pula program Cetak Sawah         produktivitasnya tinggi di sawah     kini sudah banyak mengadopsi                A. Susilawati, dan I. Sariati).
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18