Page 6 - Sinar Tani Edisi 4108
P. 6
6 Edisi 29 Oktober - 4 November 2025 | No. 4108 Tahun LVI
Zulkifli Hasan:
Fondasi Utama Kemandirian Pangan
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli kilogram. Petani untung dan lebih
Hasan mengatakan, keberhasilan sektor sejahtera,” ucap Zulhas. Ke depan,
lanjutnya, pemerintah akan terus
pertanian menjadi fondasi utama kemandirian memperkuat sektor pangan
dan kedaulatan pangan nasional. Terlihat dengan membuka lahan
sawah baru seluas 400 ribu
bukan hanya dari peningkatan produksi, ha pada tahun 2026 serta
tetapi juga dari hasil nyata berupa tercapainya mempercepat riset benih
unggul nasional.
swasembada beras dalam waktu singkat. “Kita perlu varietas baru,
benih unggul baru. Vietnam bisa
ahun lalu kita masih disebutnya sebagai “superteam”. 10 ton/ha, kita masih 5–6 ton/ja. Ini sekadar prestasi birokrasi, melainkan
impor beras sekitar Bahkan Zulhas memuji langkah tantangan kita ke depan. Presiden hasil gotong royong seluruh elemen
4,5 juta ton. Sekarang, cepat Kementerian Pertanian sudah menugaskan Kementerian bangsa, termasuk dari petani,
tahun 2025, nol. Tidak dalam menata kembali kebijakan Pertanian untuk memperkuat nelayan, pedagang, akademisi,
ada impor. Stok di pangan secara menyeluruh, mulai penelitian dan pengembangan hingga media.
“TBulog mencapai dari irigasi, perbaikan sistem pupuk, benih,” ujarnya. “Alhamdulillah, kita sudah di jalur
3,8 juta ton. Ini artinya kita sudah hingga penetapan harga pembelian Ia menambahkan, sinergi lintas yang benar. Tidak ada negara yang
swasembada,” kata Zulhas, sapaan pemerintah (HPP) gabah yang lebih sektor yang terbangun dalam maju tanpa swasembada pangan.
akrab Ketua Umum Partai PAN ini. menguntungkan petani. pemerintahan saat ini merupakan Dengan kerja keras, sinergi, dan
Menurutnya, capaian tersebut “Sekarang tidak ada gabah yang kunci percepatan pembangunan kepemimpinan yang kuat, Indonesia
merupakan hasil kolaborasi solid dibeli di bawah HPP. Harganya naik pangan nasional. Capaian di sektor akan benar-benar berdaulat di
lintas kementerian dan lembaga, yang dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per pangan dan pertanian bukan bidang pangan,” katanya. Yul
Sherly Tjoanda: Ada Perubahan Nyata
Gubernur Maluku erubahan tersebut, “Di Maluku Utara, kami
Utara, Sherly Tjoanda mulai dari peningkatan merasakan langsung perhatian
nasional,
pemerintah pusat. Hari ini kami
produksi
menyampaikan apresiasi stabilnya harga, hingga datang untuk berdiskusi tentang
benar-
program
yang
capaian luar biasa sektor Pbenar menyentuh petani pembangunan jalan tani guna
program
hilirisasi
mendukung
pertanian selama satu di lapangan. Bahkan pertanian kelapa. Tujuannya jelas, kita tidak
tahun terakhir. Kini Indonesia mencatat sejarah dengan hanya bicara soal kedaulatan
pangan, tetapi juga kesejahteraan
cadangan beras tertinggi sepanjang
pertanian Indonesia masa, produksi pangan meningkat, petani,” ujarnya.
Hilirisasi kelapa yang tengah
menunjukkan perubahan dan kesejahteraan petani mulai dijalankan di Maluku Utara
terasa dari desa ke desa.
nyata yang dirasakan Ia mengakui, perhatian merupakan bagian dari visi besar
langsung oleh petani dari Kementerian Pertanian juga mewujudkan pertanian yang
dirasakan langsung di Maluku Utara
bernilai tambah tinggi. Karena itu,
Sabang sampai Merauke. melalui berbagai program bantuan, Sherly menekankan, kolaborasi akan
“Dalam satu tahun, kita seperti pemberian bibit kelapa, pala, terus dilakukan Pemerintah Provinsi
Maluku
dan kakao. Program tersebut dinilai
Utara
dan
Kementan.
melihat bukti, bukan mampu mendorong produktivitas Dengan sinergitas berbagai pihak,
sekadar janji,” ujarnya. sekaligus memperkuat hilirisasi program pembangunan pertanian
komoditas unggulan daerah. dapat berjalan optimal. Yul
Bustanul Arifin: ‘Beyond’ Swasembada Pangan
Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas
Lampung, Prof. Bustanul Arifin, menilai capaian
kita
hasilkan
”Tahun
ini
Indonesia yang tidak lagi mengimpor beras produktivitas rata-rata sekitar 5,3
pada tahun 2025 merupakan tonggak bersejarah ton per hektar. Naik dibandingkan
sekaligus bukti keberhasilan pemerintah tahun 2025 sebesar 5,29 ton per
hektar. Arahnya ke depan adalah
dalam menata kebijakan pangan nasional pertanian presisi yaitu pertanian
secara menyeluruh. Capaian ini bukan sekadar yang efisien dan peningkatan akan
lebih tercapai,” jelasnya.
swasembada, melainkan sudah ‘beyond’ Karena itu, Prof. Bustanul
swasembada pangan. mengapresiasi langkah
pemerintah termasuk
Kementerian Pertanian.
alau melihat apa 57,60 juta ton GKG atau 33,19 juta ton Selain peningkatan
yang dilakukan beras, meningkat sekitar 4 juta ton produksi, ia juga
pemerintah, saya kira dibanding tahun 2024. menyarankan pemerintah
sudah oke, tumbuh President of the Asian Society of terus melakukan upaya
tinggi, tercapai Agricultural Economists (ASAE) ini stabilitas harga beras.
“Kswasembada. Saya menjelaskan, produksi pertanian ”Langkah selanjutnya
katakan tadi ‘beyond’ swasembada,” meningkat karena intensifikasi dan adalah stabilisasi harga
kata Prof. Bustanul. Berdasarkan ekstensifikasi. Intensifikasi didukung beras di dalam negeri.
data Badan Pusat Statistik (BPS), dengan penggunaan teknologi, Sehingga akses pangan
luas panen padi Januari–November teknik pemupukan berimbang, pokok menjadi lebih
2025 mencapai 10,86 juta hektar pertanian cerdas atau smart farming, merata dan meningkatkan
(naik 12,08 persen) dengan produksi dan lainnya. kesejahteraan,” katanya. Yul

