Page 201 - PDF Compressor
P. 201
BAB XI
D E L I K P E R S
A. Standar Kompetensi
Mampu mengetahui, memahami, menganalisis dan menjelaskan
tentang aturan-aturan yang terkait dengan kegiatan Jurnalistik yang
disebut sebagai Delik Pers, yakni pasal-pasal dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana yang dapat menjerat Wartawan atau warga
Negara dalam pemidanaan akibat dari kegiatan Jurnalistiknnya.
B. Definisi Deliks Pers
Delik Pers adalah istilah yang berasal dari dua kata: delik dan pers.
Masing-masing kata tersebut memiliki arti, sehingga untuk membongkar
makna delik pers, dapat dilakukan dengan pendekatan arti dari kedua
kata tersebut. Delik adalah istilah yang biasa digunakan dalam dunia
hukum, sedangkan pers istilah untuk menunjukkan lembaga yang berkait
erat dengan penyampaian informasi.
Kendati kata delik berkait dengan istilah hukum, tetapi istilah delik
pers, sebenarnya bukan terminologi (istilah) hukum, melainkan hanya
sebutan atau konvensi di kalangan masyarakat, khususnya praktisi dan
pengamat hukum, untuk menamai pasal-pasal KUHPidana yang
berkaitan dengan pers. Delik pers adalah delik yang terdapat dalam
KUHPidana, tetapi tidak merupakan delik yang berdiri sendiri.
Krisna Harahap (1996:31) menyebutkan, yang dimaksud delik
atau tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai
perbuatan yang dilarang atau diancam dengan pidana. Sementara itu,
pers dalam persepsi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 adalah lembaga
sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan
segala jenis saluran yang tersedia.
Oleh karena itu, delik pers dapat dipersepsikan sebagai perbuatan
yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya
dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis
199