Page 203 - PDF Compressor
P. 203

KUHPidana,  berkait  dengan media  penyiaran  seperti  televisi  dan  radio
                     serta internet terdapat juga sejumlah peraturan yang berdampak hukum
                     pidana  sebagaimana  diatur  dalam  Undang-Undang  Penyiaran  serta
                     Undang-Undang Internet dan Transaksi Elektronik.
                            Namun,  sebagaimana  unsur  awal, yang  paling  pokok  dari  delik
                     pers  adalah  publikasi.  Artinya,  siapapun  yang  mengeluarkan  pikiran,
                     perasaan,  dan  sebagainya,  baik  dalam  bentuk  cetakan,  tayangan  film,
                     siaran,  dan  sebagainya,  jika  hanya  untuk  konsumsi  sendiri;  tidak
                     dipublikasikan berarti tidak dapat dijerat oleh delik pers. Sebagai ilustrasi
                     sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi di sebuah kecamatan di Jawa
                     Barat (mohon maaf tidak disebutkan identitas lengkapnya).
                            Suatu  waktu,  pasangan  kekasih  menikah.  Pada  malam  pertama,
                     mereka  mendokumentasikan  keindahan  ‚malam  pertama‛-nya  melalui
                     handycame.  Adegan  yang  mereka  ambil  tentu  adegan  ranjang,  tentu
                     bernuansa  pornoaksi.  Namun,  karena  dilakukan  oleh  pasangan  suami-
                     istri  yang  sah  dan  dokumen  itu  hanya dokumen  pribadi mereka,  tidak
                     termasuk  delik  pers.  Tindakan  mereka  bukan  tindakan  pidana.
                     Kemudian,  setelah  setahun  pasangan  itu  menikah,  istrinya  minta  cerai,
                     tetapi suaminya tidak mau menceraikan. Istrinya tetap maksa, sehingga
                     suaminya  mengancam,  kalau  tetap  minta  cerai,  maka  video  malam
                     pertama  mereka  akan  disebarluaskan.  Sayangnya,  istrinya  tidak  takut
                     dengan  gertakan  seperti  itu,  sehingga  istrinya  tetap  menggugat  cerai.
                     Karena istrinya serius, maka suaminya berulah, viodeo itu disebarkan ke
                     umum.  Dengan  tidak  sadar,  ia  telah  mempublikasikan  adegan
                     pornoaksinya,  sehingga  sang  suami  diciduk  oleh  polisi.  Ia  harus
                     merasakan  jeruji  besi,  bukan  karena  adegan  dalam  videonya,  tetapi
                     karena ia mempublikasikannya.
                            Dalam  konteks  tugas  wartawan,  Luwarso  (dalam  Sumadiria
                     2005:232) menyatakan, terdapat dua unsur yang harus dipenuhi sehingga
                     dapat dimintai pertanggungjawaban dan dituntut  secara hukum, yakni,
                     1)  Apakah  wartawan  yang  bersangkutan  mengetahui  sebelumnya  isi
                     berita  dan  tulisan  dimaksud;  2)    Apakah  yang  bersangkutan  sadar
                     sepenuhnya bahwa tulisan yang dimuatnya dapat dipidana. Kedua unsur
                     itu harus dipenuhi. Apabila kedua unsur ini tidak terpenuhi, wartawan
                     tersebut tidak dapat dituntut atau diminta pertanggungjawabnnya secara
                     hukum.

                            C.  Jenis Delik Pers
                            Dalam konteks proses penanganannya, delik pers dapat bagi dua
                     jenis. Pertama delik Aduan. Delik aduan berarti kasus pers baru muncul
                     hanya  apabila  ada  pihak  yang  mengadukan  kepada  pihak  kepolisian
                                                       201
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208