Page 202 - PDF Compressor
P. 202
saluran yang tersedia yang menurut peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang atau diancam dengan
pidana.
Delik pers bagian delik khusus yang belaku umum. Karena yang
sering melakukan pelanggaran atas delik itu adalah pers, maka tindak
pidana itu dikatakan sebagi delik pers. Jadi, sama dengan tindak pidana
yang dilakukan oleh umum atau delik yang belaku umum tentang
penghinaan, pencemaran nama baik, fitnah, kesusilaan, tetapi kalau
dilakukan oleh pers disebut delik pers. Delik pers adalah delik yang
terdapat dalam KUHPidana, tetapi tidak merupakan delik yang berdiri
sendiri.
Dalam Inteleiding Tot de Studie Van Het Strafrech, Mr.D. Hazewinkel
Suringa menyatakan bahwa Delik Pers adalah pernyataan pikiran dan
perasaan yang dapat dijatuhi pidana yang untuk penyelesaiannya
membutuhkan publikasi pers. Bahkan, dalam perspektif pers sebagai
media cetak, delik pers didefinisikan adalah semua kejahatan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh pers dalam arti sempit (Harahap, 1996).
Menurut para ahli hukum, delik pers adalah setiap pengumuman
atau penyebarluasan pikiran melalui penerbitan pers. Terdapat tiga unsur
atau kriteria yang harus dipenuhi agar suatu perbuatan yang dilakukan
melalui pers dapat digolongkan sebagai delik pers:
a. Adanya pengumuman pikiran dan perasaan yang dilakukan
melalui barang cetakan.
b. Pikiran dan perasaan yang diumumkan atau disebarluaskan
melalui barang cetakan itu harus merupakan perbuatan yang
dapat dipidana menurut hukum.
c. Pengumuman pikiran dan perasaan yang dapat dipidana
tersebut dilakukan melalui barang cetakan tadi harus dapat
dibuktikan telah disiarkan kepada masyarakat umum atau
dipublikasikan. Jadi, syarat atau unsur terpenting adalah
publikasi.
Pendapat tersebut berlaku ketika pers dipersepsikan sempit,
dalam arti hanya media cetak, sehingga titik tekan delik pers tersebut
pada objek berupa barang cetakan. Namun, ketika makna pers meluas,
selain media cetak, tetapi juga media elektronik (televisi, radio, film) dan
media social (web site, facebooks, twiter dll), maka kriteria yang harus
dipenuhi delik pers pun meluas. Objek delik pers tidak hanya barang
cetakan, seperti surat kabar, majalah, buletin, dan sejenisnya, tetapi juga
tayangan film di televisi atau layar lebar, siaran radio, termasuk juga
penyajian informasi di internet. Kendati sebetulnya, selain dalam
200