Page 206 - PDF Compressor
P. 206
dilakukan demi kepentingan umum atau karena terpaksa untuk
membela diri.
(2) Apabila sesorang pejabat dituduh sesuatu hal dalam menjalankan
tugasnya.
Pasal 316 yang menguatkan penghinaan terhadap
pegawai/pejabat berbunyi sebagai berikut: Pidana yang ditentukan dalam
pasal-pasal di atas dalam bab ini, dapat ditambah dengan sepertiga bila yang
dihina itu adalah seorang pejabat pada waktu atau karena menjalankan tugasnya
yang sah.
Pasal 321 pun berbunyi tentang penghinaan, kendati ditujukan
pada orang yang sudah meninggal sekalipun.
(1) Barangsiapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di
muka umum tulisan atau gambar yang isinya menghina atau bagi
orang yang sudah meninggal mencemarkan namanya, dengan
maksud supaya isi surat atau gambar itu diketahui atau lebih
diketahui oleh umum, diancam dengan pidana paling lama satu
bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
(2) Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pekerjaannya, sedangkan pada waktu belum lewat dua
tahun sejak ada pemidanaan yang menjadi tetap karena kejahatan
semacam itu juga, maka haknya untuk menjalankan tersebut
dicabut.
(3) Kejahatan ini dituntut hanya kalau ada pengaduan dari orang yang
ditunjuk dalam pasal 319 dan pasal 320 ayat (2) dan (3).
Salah satu contoh yang berkait dengan penghinaan atau delik pers
yang menyerang pribadi adalah dalam kasus Pemimpin Redaksi Harian
Rakyat Merdeka, Karim Paputungan, yang dijatuhi hukuman penjara
oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 9 September 2003. Hal itu
terjadi karena pemutan foto parodi Akbar Tanjung di Harian Rakyat
Merdeka edisi 8 Januari 2002 yang memperlihatkan bagian tubuh
bertelanjang dada dan penuh keringat. Foto tersebut merupakan ilustrasi
dari berita berjudul ‛Akbar Sengaja dihabisi. Golkar Nangis Darah.‛
Karim dianggap bersalah melanggar pasal 310 ayat (2) KUHP, yang
antara lain berbunyi, dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama
baik seseorang dengan tulisan atau gambar yang disiarkan,
dipertunjukkan pada umum atau ditempelkan.
Selain itu, kasus yang terjadi pada Tabloid Warta Republik yang
menulis laporan Utama berjudul ‚Cinta Segitiga Dua Orang Jendral: Try
204