Page 207 - PDF Compressor
P. 207

Sutrisno dan Edi Sudradjat Berebut Janda‛. Laporan yang dimuat pada
                     edisi  pertama,  November  1998,  itu  ditulis  tanpa  ada  wawancara  atau
                     konfirmasi  dari  sumber  berita,  melainkan  hanya  bersumber  dari  desas-
                     desus. Pemimpin Redaksi Warta Republik diadukan ke pengadilan dan
                     dijatuhi  hukuman  percobaan  karena  mencemarkan  nama  baik  Jenderal
                     TNI (purn.) Try Sutrisno dan Jendral TNI (purn.) Edi Sudradjat.  Dalam
                     kasus  ini,  wartawan  Tabloid  Warta  Republik  memenuhi  unsur  sengaja
                     melakukan  penghinaan,  menuduh  tanpa  bukti  dan  telah  mencemarkan
                     nama baik.
                            Kasus lain adalah gugatan terhadap majalah Gatra yang diajukan
                     oleh Tommy Soeharto berkaitan dengan tulisan berjudul ‚Obat Terlarang,
                     Nama Tommy pun Disebut‛ yang dimuat pada Edisi No. 48, 17 Oktober
                     1998.  Namun,  pengaduan  kasus  ini  ditolak  oleh  Majelis  Hakim
                     Pengadilan Negeri Jakarta. Dalam pertimbangannya, hakim berpendapat
                     bahwa  Gatra  telah  melakukan  peliputan  yang  sesuai  dengan  standar
                     kode  etik,  dan  berupaya  melengkapi  sumber-sumber  yang  bisa
                     memberikan keterangan dalam melengkapi akurasi laporan.
                            Sementara itu, delik pers yang termasuk pada public libel sebagai
                     berikut:
                            1.  Pembocoran Rahasia Negara
                            Pasal 112 KUHPidana yang berbunyi,
                            Barangsiapa dengan sengaja mengumumkan atau memberitahukan, atau
                            memberikan  surat-surat,  berita-berita,  atau  keterangan-keterangan
                            kepada negara asing, sedang ia tahu bahwa surat-surat, berita-berita atau
                            keterangan-keterangan  itu  harus  dirahasiakan  untuk  kepentingan
                            Negara, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

                            Pasal 322 KUHPidana menyatakan,

                            (1)  Barangsiapa  dengan  sengaja  membuka  rahasia  yang  wajib
                                disimpannya karena jabatan atau pekerjaannya,  baik yang sekarang
                                maupun  yang  dulu,  diancam  dengan  pidana  penjara  paling  lama
                                sembilan  bulan  atau  pidana  denda  paling  banyak  Sembilan  ribu
                                rupiah.
                            (2)  Bila kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang, maka perbuatan ini
                                dapat dituntut hanya atas pengaduan orang itu.

                            2.  Penghinaan terhadap Presiden dan Wakil Presiden
                            Pasal  134  KUHPidana  yang  berbunyi,  Penghinaan  dengan  sengaja
                     terhadap Presiden atau Wakil Presiden, diancam dengan pidana penjara paling
                     lama  enam  tahun,  atau  pidana  denda  paling  banyak  empat  ribu  lima  ratus
                                                       205
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212