Page 123 - BUMI TERE LIYE
P. 123

TereLiye “Bumi” 120



                         Hari  ini  sekolah  berjalan  lancar.  Tepatnya  mungkin  karena  aku sedang
                  memikirkan  banyak  hal,  jadinya  mengabaikan  Ali  yang  bertengkar  dengan
                  kakak-kakak  kelas  dua belas  di  kantin   saat  istirahat   pertama.   Aku menatap
                  kosong  papan  tulis  yang  penuh  rumus  kimia.  Atau  mengabaikan  Seli,  di
                  pelajaran  ter-akhir,  yang  terus  menatap  Mr.  Theo  dengan  ekspresi
                  terpesona,  padahal  ulangan  bahasa  Inggris  sudah  dibagikan  dan  nilai  di atas
                  kertas  jawaban  Seli  jelek  sekali.  Seli  tetap  bahagia  dengan  kenyataan  apa
                  pun.

                         Lonceng  pulang  bernyanyi.

                         ”Aku  memutuskan  ikut  Klub  Menulis  lho,  Ra.”  Seli  mem-bereskan
                  buku.


                         ”Oh  ya?” aku berseru  senang.  Itu kabar  yang bagus   sekali.   Sejak  kami
                  masuk  sekolah  ini,  satu  kelas,  satu  meja  sejak  per-kenalan  pertama,  aku
                  sudah  membujuk  Seli  agar  ikut  ekskul  Klub  Menulis.  Tapi  Seli  selalu
                  menolak,  bilang  klub  itu  tidak  seru,  hanya  untuk  anak-anak  suka   buku  saja.
                  Dia  bakal  bosan.

                         ”Sejak  kapan  kamu  berubah  pikiran,  Sel?”  aku  menyelidik.


                         ”Barusan.”  Seli  tersipu  malu.

                         ”Barusan?”  Aku tidak  mengerti.

                         ”Kamu  tidak  memperhatikan  pelajaran  Mr.  Theo  tadi  ya,  Ra?
                  Kebanyakan  ngelamun  sih.”  Seli  nyengir  lebar.  ”Tadi  Mr. Theo  bilang   mulai
                  hari  ini  dia  akan  jadi  pembina  di  Klub  Menulis.  Kalau  ada  murid  yang
                  tertarik,  bisa ikut  bergabung  di per-temuan  siang  ini  setelah  pulang  sekolah.”

                         Aku  melongo.  Ya ampun!

                         ”Kamu  tidak  senang         mendengarnya,  Ra?”  Seli  protes  melihat
                  ekspresi  wajah  begoku.

                         Aku  tertawa,  buru­buru  menggeleng.  ”Aku senang  kok,  Sel.”

                         Pertemuan  Klub  Menulis  hari  ini  agak  mendadak,  setelah  beberapa
                  hari  lalu  dibatalkan.  Guru  pembinanya  mutasi  ke se-kolah  lain.  Hari  ini







                                                                            http://cariinformasi.com
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128