Page 147 - BUMI TERE LIYE
P. 147

TereLiye “Bumi” 144



                         ”Atau  apa,  Selena?”  Sosok  tinggi  kurus  itu  tertawa  lagi.

                         ”Aku  akan  melawan,”  Miss  Selena  menjawab  tegas.


                         ”Astaga,  Selena!”  Sosok  tinggi  kurus  itu  pura­pura  terkejut.  ”Tidakkah
                  di  Dunia  Tanah  yang  rendah  ini  juga  terdapat  nasihat  jangan  pernah
                  melawan  guru  sendiri?  Kamu  hendak  melawanku?  Dengan  apa,  Nak?  Aku
                  yang  mengajarkan  seluruh  kekuatan  yang  kamu  punya  hari  ini.  Semuanya.
                  Kecuali  tentang  berhitung,  me-nyulam,  dan  merajut  itu.  Bisa  kita  lupak an.
                  Sungguh  berani-nya  kamu!”

                         Miss  Selena  tetap  tenang,  menatap  datar.

                         ”Tidakkah  kamu  akan  malu  jika  tiga  muridmu  ini  melihat  guruny a
                  dipermalukan  di  hadapan  mereka,  Selena?”  Sosok  tinggi  kurus  itu
                  mengangkat  tangannya.  Dia  jelas  tidak  akan  pergi  seperti  yang  disuruh.



                         Miss  Selena  ikut  mengangkat  tangannya,  bersiap.                ”Aku  akan
                  mengambil  risikonya.”


                         Aku menahan  napas  menyaksikan  ketegangan  yang  segera  meruyak  di
                  remang  aula.  Seli  sudah  bisa  berdiri  di  sebelahku.  Wajahnya  masih  meringis
                  menahan  sakit.  Sedangkan  Ali,  si  genius  itu  sekali  lagi  memukul  satu  dari
                  mereka  yang  ter-geletak  di  dekat  kami.  Orang  dengan  pakaian  gelap  itu
                  terlihat  bergerak  hendak  bangkit.  Ali   refleks   memukulnya  dengan  pe-mukul
                  bola  kasti  agar  tetap  terkapar.

                         Aku melirik  Ali,  apa  yang  sedang  dia  lakukan?  Ali  meng-angkat   bahu.
                  ”Hei,  dia  bisa  saja  tiba­tiba  berdiri  dan  menyerang  kita  lagi,  kan?”
                  Kurang-lebih  begitu  maksud  wajah  Ali  tanpa  dosa.  Sepertinya  dia  terlalu
                  sering  menonton  film.


                         Aku  menyeka  peluh  ber-campur  debu  di  leher.

                         Miss  Selena  dan  sosok  tinggi  kurus  itu masih  saling   tatap,   berhit ung.
                  Tetapi  pertarungan  tidak  bisa  dihindari  lagi,  percakap-an  selesai.  Sosok
                  tinggi  kurus  itu  menyerang  lebih  dulu.









                                                                            http://cariinformasi.com
   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152