Page 149 - BUMI TERE LIYE
P. 149

TereLiye “Bumi” 146



                         Aku  mengeluh,  kukira  pertarungan  sudah  selesai.

                         ”Baik,  saatnya  untuk  lebih  serius.”  Sosok  tinggi  kurus  itu mengger un g
                  pelan,  dan  belum  habis  gerungannya,  dia  melompat  menyerbu.


                         Suara  seperti  gelembung  air meletus  terdengar.

                         Sosoknya  menghilang,  lalu  cepat  sekali  dia  sudah  ada  di  depan  Miss
                  Selena.  Pertarungan  jarak  pendek  telah  dimulai.  Tinju   kanannya   memukul.


                         Miss  Selena  sepertinya  siap  menerima  serangan.  Dia  me-nunduk.  Tapi
                  percuma,  tinju  tangan  kiri  sosok  tinggi  itu  juga  me-nyusul  sama  cepatnya.
                  Miss  Selena  menangkis  dengan  kedua  tangan   bersilang,          bergegas  hendak
                  membuat  tameng,  tapi  ter-lambat.  Keras  sekali  pukulan  itu,  berdent um.
                  Miss  Selena  ter-pental  ke belakang.  Sosok  tinggi  kurus  itu  hilang  lagi,  lantas
                  dia  sudah  berada  di  atas  tubuh  Miss  Selena  yang  masih  melayang  setelah
                  terkena  pukulan.  Sosok   tinggi   kurus   itu menghantamkan  kedua  tanganny a
                  tanpa  ampun.

                         Seli  di sebelahku  menjerit.  Aku  menggigit  bibir.

                         Miss  Selena  tidak  sempat  menghindar  sama  sekali,  juga   meng-angkat
                  tangan  untuk  menangkis.  Dentuman  keras  terdengar  untuk  kesekian  kali,
                  disusul  terbantingnya  tubuh  guru  mate-matika  kami  di   lantai  aula.  Lantai
                  semen  terlihat  retak.  Tubuh  Miss  Selena  tergeletak.


                         Aku  gemetar  menunggu.  ”Bangunlah!”  aku  berbisik.

                         Aku  tidak  tahu  berada  di  sisi  mana  Miss  Selena  dalam  kejadi-an  ini.
                  Bahkan  aku  sama  sekali  tidak  punya  ide  apa  yang  sebenar-nya  sedang
                  terjadi.  Sosok  tinggi  kurus  ini  siapa?  Apa  yang  mem-buatnya  memaksa
                  menjemputku?  Kenapa  Miss  Selena  tiba-tiba  muncul?  Apa  perananny a
                  dalam  kejadian  ini?  Jangan-jangan  dia  lebih  jahat  dibandingkan   siapa      pun.
                  Tapi  tidak  mungkin.  Miss  Selena  guru  matematika  kami  di  sekolah.
                  Meskipun  galak,  disiplin,  aku  tahu  dia  selalu  menyayangi  murid-   muridnya.


                         ”Bangunlah,  Miss  Selena.”  Suaraku  bergetar  menyemangati.












                                                                            http://cariinformasi.com
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154