Page 168 - BUMI TERE LIYE
P. 168

TereLiye “Bumi” 165



                         Seli  memegang  lenganku,  berbisik,  ”Kita  akan  ke mana,  Ra?”

                         ”Aku  tidak  tahu,”  aku  menjawab  pelan.


                         ”Apakah  mereka  sama  jahatnya  dengan  si tinggi  kurus  di aula  sekolah
                  tadi?”

                         Aku  menggeleng,  selintas  lalu  mereka  hanya  keluarga  biasa  yang
                  bahagia,  dengan  anak  kecil  usia  empat  tahun.  Sang  ayah  menutup  pintu
                  bulat  kamar,  melangkah  ke lorong  remang.


                         ”Coba  saja  kalau  mereka  sendiri  yang  hendak  berangkat  be­kerja
                  tiba-tiba  muncul  di  depan  seekor  binatang  buas  yang  sedang  membuk a
                  mulut,  pasti  baru  tahu  betapa  menyebalkannya  masalah  teknis  kecil  ini,”
                  ayah  si  kecil  masih  berseru  santai,  me-mimpin  jalan  di  depan.  Kami
                  melewati  lorong,  kemudian  mun-cul  di ruangan  lebih  besar.

                         Sepertinya  ini  ruang  tengah  sebuah  rumah.  Ada sofa-sofa  bundar  yang
                  melayang  satu  jengkal  dari  lantai.  Sebuah  meja  tampak  berbentuk  janggal,
                  jauh  sama  sekali  dari  segi  empat  atau  persegi  panjang,  dan  di  atasnya  ada
                  sebuah  vas bunga.  Aku mengembuskan  napas,  setidaknya  bunga  di  vas aneh
                  itu bentuknya  sama  seperti  yang kukenali,   terlihat   segar.  Entah  di mana  pun

                  kami  sekarang  berada,  itu bunga  mawar  seperti  pada  umumnya.



































                                                                            http://cariinformasi.com
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173