Page 199 - BUMI TERE LIYE
P. 199
TereLiye “Bumi” 196
tumbuh tinggi. Ou sudah ber-lari riang melintasi gerbang menyapa
teman-temannya, me-ninggal-kan ibunya yang masih melambaikan tangan
kepada kami.
Pintu kapsul menutup perlahan. Kapsul kembali melesat.
Masih ada dua pemberhentian berikutnya. Anak-anak remaja
berseragam itu turun, juga penumpang lain, menyisakan kami berempat
ketika layar televisi mendadak berganti siaran. Sepertinya itu sebuah
breaking news. Ilo menatap layar dengan saksama. Seli memegan g
tanganku. Ali juga berhenti mem-perhatikan sekitar, ikut menatap dindin g
kapsul.
Seli dan Ali boleh jadi tidak tahu apa yang sedang disampai- kan
pembawa acara, tapi mereka dengan segera mengerti berita itu. Sebuah tiang
raksasa terlihat menimpa bagian hutan, lantas di sebelahnya dua bangunan
besar berbentuk balon tergeletak hancur bersama potongan tiang,
menghantam lebih banyak pohon lagi.
”Tidak ada yang bisa memastikan apa dan dari mana benda ini berasal.
Petugas Komite Kota sedang melakukan pemeriksaan tertutup. Yang bisa
dipastikan, belasan pohon rusak, dua rumah roboh saat benda ini muncul
begitu saja. Tidak ada korban jiwa. Dua rumah dilaporkan dalam keadaan
kosong saat kejadian.”
”Ini jelas bukan masalah teknis lorong berpindah lagi.” Ilo di
sebelahku menghela napas. ”Ini sesuatu yang lebih besar.”
Aku, Seli, dan Ali terdiam.
***
Ilo juga hanya diam mematung beberapa saat setelah siaran ter-sebut.
Dia mengusap wajahnya, lantas bangkit berdiri, menekan tombol-tombol di
dinding kapsul.
”Anakanak, kita tidak jadi menuju Pusat Pengawasan Lubang
Berpindah.” Ilo menggeleng. ”Aku akan memasukkan tujuan baru kita.”
Aku bingung. ”Ke mana?”
http://cariinformasi.com