Page 251 - BUMI TERE LIYE
P. 251

TereLiye “Bumi” 248



                         ”Aku tidak  mengizinkan  kalian  memeriksa  siapa  pun.”  Ilo menggelen g
                  tegas.

                         Suasana  di dalam  kapsul  semakin  tegang.  Seli  dan  Ali   me-ngerti   arah
                  percakapan  meski  tidak  paham  bahasanya.  Aku menatap  Ilo,  cemas,  apakah
                  dia  bisa  mengatasi  masalah  ini.


                         Dua  anggota  Pasukan  Bayangan  lain  ikut  mendekat   ke  kapsul.   Salah
                  satu  dari  mereka  tidak  membawa  panji,  sepertinya  posisi-nya  lebih  tinggi.
                  Dia  berseru  galak,  ”Apa  yang  terjadi?”

                         ”Penumpang  kapsul  menolak  diperiksa.”


                         ”Kalian  paksa  mereka  keluar.”

                         ”Tapi  yang  ini  berbeda,”  salah  satu  berbisik.

                         ”Tidak  ada  pengeculian,  siapa  pun  itu!”  dia  berseru  tidak  sabaran,
                  melangkah  menyibak  dua  anak  buahnya,  tapi  langkah  kakinya   terhenti   saat
                  menatap  Ilo.

                         ”Selamat  siang,  Master  Ilo!”  dia  berseru  lagi,  meski  tidak  se­kencang

                  sebelumnya,  lebih  sopan,  tapi  intonasi  suaranya  tetap  serius.  ”Kami  minta
                  maaf  mengganggu  kenyamanan  perjalanan.  Kami  harus  memeriksa   seluruh
                  kapsul.”

                         ”Silakan  saja  kalian  periksa  kapsul  lain,  tapi  tidak  yang  kunaiki.”  Ilo
                  menggeleng.  ”Apa  yang  sebenarnya  kalian  cari?  Tidak  ada  siapa-siapa  di  sini
                  selain  tiga  anak  yang  bersamaku.”


                         ”Penguasa  baru  telah  mengaktifkan  status  baru  untuk   seluruh  negeri,
                  Master  Ilo.  Kami  harus  memeriksa  siapa  pun,  memasti-kan  identit as
                  mereka,  tanpa  pengecualian.”

                         ”Aku  tidak  akan  mengizinkan  kalian.”  Ilo  menggeleng  tegas.

                         ”Berarti  kami  tidak  punya  pilihan.”  Dia  mengangkat  tanganny a
                  memberi  perintah.  Tiga  orang  di sekitarnya  segera  maju  dengan  panji-  panji
                  teracung—yang  sekarang  sudah  berubah  menjadi  tombak  perak.









                                                                            http://cariinformasi.com
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256