Page 254 - BUMI TERE LIYE
P. 254
TereLiye “Bumi” 251
ini kembali ke Stasiun Sentral.” Ilo menyeka dahi. ”Aku akan mengambil
alih sistem kemudi.”
”Bukankah itu berbahaya sekali?” Aku menatap Ilo, cemas.
Ilo mengangguk. ”Lebih dari berbahaya. Ini mengerikan. Tapi kita
tidak punya pilihan lain.”
Begitu Ilo menekan tombol darurat, dinding kapsul terbuka, kursi dan
tuas kemudi keluar, juga layar besar empat dimensi di depannya yang
menunjukkan peta seluruh jaringan kapsul. Ada ribuan jalurnya, saling
silang, sambung-menyambung, seperti pipa-pipa rumit, dengan ribuan titik
merah melesat cepat di setiap lorong.
Ilo sudah duduk mantap di kursi kemudi, memegang tuas.
”Tapi, bagaimana kamu akan mengemudikannya?” Aku bertanya,
menatap layar yang rumit sekali. Astaga, lorong yang ada bahkan hanya
muat satu kapsul. Sekali keliru berbelok, masuk ke jalur salah, bertemu
kapsul lain pasti akan bertabrakan. Tidak ada tempat untuk berpapasan.
Ilo tertawa kecil. ”Aku jago sekali memainkan game, Ra. Kamu ingat
yang dikatakan Av tadi?”
Aku hendak protes. Ini bukan game. Ini nyata. Tapi Ilo sudah menekan
dua tombol sekaligus. Kapsul yang kami naiki bergetar. Aku segera
berpegangan. Terdengar pengumuman dari speaker kapsul agar jangan
mengambil alih kemudi otomatis, berbahaya. Ilo tidak peduli. Dia tetap
mengaktifkannya, menekan dua tombol berikutnya. Kemudi manual telah
aktif.
Kapsul terbanting, menabrak dinding. Suaranya saat beradu dengan
lorong membuat ngilu telinga. Percik api terlihat. Kami berseru panik. Ilo
rileks segera menyeimbangkan posisi, mem-buat kapsul stabil.
”Tenang, anakanak. Hanya penyesuaian.” Ilo mencengkeram tuas
kemudi.
Kapsul kereta kembali mengambang di tengah lorong.
http://cariinformasi.com

