Page 259 - BUMI TERE LIYE
P. 259

TereLiye “Bumi” 256



                         Jarak  kami  sudah  dekat  sekali.  Satu  mengejar  di  belakang,  satu
                  menghadang  menuju  kami.

                         Ilo  tidak  mendengarkan.  Dia  terus  memacu  kecepatan.

                         Tembakan  dilepas  dari  kapsul  tempur  di  belakang  kami,  mem-buat
                  kaca  kapsul  rontok.  Aku  menunduk.  Seli  menjerit.  Ali  semakin  pucat,
                  memeluk  tiang  kapsul  erat-erat.  Tapi  bukan  tembakan   itu  yang   berbahaya,
                  melainkan  tabrakan  dengan  kapsul  di  depan  kami.

                         Seperesekian  detik,  Ilo sudah  gesit  membanting  kemudi.  Kapsul   yang
                  kami  naiki  menukik  ke  bawah,  masuk  ke  lorong  lain.  Sepertinya  Ilo

                  berhitung  dengan  baik  sekali.  Dia  tahu  persis  bisa  mencapai  pertigaan  itu   di
                  detik  kritis.  Kaca  kapsul  yang  hancur  berserakan  di  lantai,  tapi  kami  berhasil

                  lolos.

                         Terdengar  dentuman  kencang  di  belakang.  Nasib  kapsul  yang  kami
                  naiki  jelas  lebih  baik  dibanding  dua  kapsul  tempur  yang  terlihat  bertabrakan
                  di  belakang  sana.

                         Titik-titik  biru  itu  menghilang  di  layar kemudi.


                         ”Ternyata  mereka  tidak  sehebat  itu.”  Ilo tertawa.




                         Ini  mengerikan.  Terlepas  dari  fakta  kami  berhasil  lolos  sekali-gus
                  membuat  pengejar  kami  bertabrakan,  ini  mengerikan.  Aku  menatap  Seli
                  yang  wajahnya  pucat.  Bagaimana  mungkin  kami  terjebak  dalam  kejar-
                  kejaran  di sistem  jaringan  kereta  bawah  tanah  dengan   ratusan   jalur   rumit.
                  Aku  menoleh.  Ali  masih  me-meluk  tiang  kapsul  erat-erat.


                         ”Baik,  anak­anak, kabar  baik buat  kita,  semua lorong  bersih.  Kita
                  menuju sekolah Ou secepat kilat,” Ilo berseru mantap.

                         Tapi  kejar-kejaran  itu  berakhir  sebelum  Ilo  sempat  menunjuk-kan
                  kemampuan  terbaiknya.  Kami  jelas  berada  dalam  sistem  jaringan  yang
                  dikuasai  pihak  lain.


                         Suara  riang  Ilo  terhenti.







                                                                            http://cariinformasi.com
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264