Page 260 - BUMI TERE LIYE
P. 260

TereLiye “Bumi” 257



                         Aku  mendongak.  ”Apa  yang  terjadi?”

                         ”Mereka  menutup  jaringan,”  Ilo berseru  jengkel.

                         Garis-garis  jalur  kereta  di layar  kemudi  terlihat  satu  per satu  dipenuh i
                  tanda  silang,  tidak  bisa  dilewati.  Termasuk  yang  ada  di  depan  kami.  Demi
                  melihat  tanda  silang  itu,  Ilo  panik  dan    mem-per-lambat    kapsul  kereta
                  secepat  mungkin,  berhenti  persis  sebelum  kapsul  kami  menabrak  pintu  besi
                  bundar  yang  menutup  jalur.

                         ”Apa  yang  akan  kita lakukan?”  aku bertanya,  menatap  ke luar   dindin g
                  kapsul  lewat  jendela  kaca  yang  sudah  pecah.  Pintu   besi   itu  terlihat  kokoh.

                  Sepertinya  jaringan  kereta memang  dilengkapi  dengan  pintu-pintu  di  bagian
                  tertentu  yang  bisa  diaktifkan  jika  dibutuhkan.


                         ”Kita  mencari  jalan  lain,”  Ilo  menjawab,  menggerakkan  ke­mudi.
                  Kapsul  berputar,  berbalik  arah.

                         Sayangnya  kami  sudah  kalah  dalam  pengejaran  ini.

                         Ke  mana  pun  kapsul  bergerak,  ujung  lorongnya  selalu  ditutup
                  otomatis  sebelum  kami  sempat  lewat.  Kami  hanya  bisa  melintasi  lorong  yang
                  tidak  ada  tanda  silangnya.


                         Ilo mendengus  marah.  Tapi  tidak  ada  yang  bisa  dia  lakukan  lagi.  Jelas
                  sekali  pihak  yang  mengendalikan  sistem  jaringan  me-nuntun  kami  menuju
                  tem-pat  yang  mereka  inginkan,  karena  ha-nya  jalur  itu  yang  terbuka.

                         ”Kita  menuju  ke mana?”  aku bertanya,  memperhatikan  jalur  yang aktif
                  di  layar kemudi.


                         ”Mereka  memaksa  kita  ke gedung  Perpustakaan  Sentral.”

                         Aku  seketika  terdiam.


















                                                                            http://cariinformasi.com
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265