Page 258 - PDF Compressor
P. 258

Like any women living and dating in the age of information
               superhighway,  of  course  I  googled  him.  Aku  lupa  siapa  yang
               mengatakan ini: social networking websites kill the art of blind-
               dating.  Awal  ”hubungan”—aku  merasa  perlu  meng-airquote
               kata itu—Panji denganku sama sekali jauh dari definisi ken-
               can  buta.  Dengan  laki-laki  seperti  Panji  Wardhana,  whose
               name  precedes  his  reputation,  mengenal  siapa  dia  semudah
               membalikkan telapak tangan. Tidak usah meng-klik satu per
               satu ratusan google hits yang muncul di layarku ketika menge-
               tik namanya, one click leading to his Facebook page yang berte-
               baran  dengan  foto-fotonya  dengan  mantan-mantannya  itu
               sudah cukup.
                  Jadi nggak perlu juga orang-orang seperti Harris dan Dinda
               merasa khawatir aku mengambil keputusan yang salah karena
               Panji brengsek. In all seriousness, I decided to date him because
          256
               of his reputation, not in spite of. Aku mengencani Panji justru
               karena dia brengsek, player, dan punya reputasi. Tidak perlu
               menghakimi aku karena punya cara sendiri untuk menyeim-
               bangkan antara mengidolakan laki-laki baik-baik calon suami
               sempurna  yang  tidak  bisa  kudapatkan  sampai  sekarang  de-
               ngan berhubungan tanpa label dengan laki-laki brengsek pela-
               ku pasar yang rayuannya sejago ciumannya. This is my way of
               coping and I don’t have to answer to you.
                  Yang  membuatku  khawatir  bukan  karena  Panji  brengsek,
               tapi  karena  ternyata  setelah  beberapa  bulan—dan  frekuensi
               make-out aku dan dia menurun sementara durasi mengobrol
               kami  bertambah—ternyata  Panji  tidak  serusak  yang  dulu
               kubayangkan. He’s actually a pretty decent guy. Dia menghor-
               mati batasan-batasanku, mengerti apa arti kata tidak, dan tipe
               laki-laki yang harus jadi narasumber dalam seminar apa pun
               yang bertopik ”Bagaimana memperlakukan perempuan dengan








        Isi-antologi.indd   256                                      7/29/2011   2:15:29 PM
   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263