Page 255 - PDF Compressor
P. 255

Sampai  aku  merasakan  ada  yang  tiba-tiba  meraih  ta-
                nganku.
                  Harris.



                H a r r i s

                Gue memberanikan diri menahan Keara, menyambar perge-
                langan  tangannya.  Ini  sedikit  cari mati sebenarnya,  tapi who
                the fuck cares. Gue perlu ngomong sama dia tentang si Panji.
                Nggak rela beneran gue melihat si bangsat itu mendapatkan
                lo,  Key.  Apa  pun  alasan  lo  memilih  bersama  dia  daripada
                mengejar Ruly mati-matian.
                  Keara, seperti yang gue prediksikan, menoleh dan menghu-
                nuskan  tatapannya.  Gue  cuma  berdoa  akan  ada  puluhan   253
                orang  yang  lalu-lalang  di  lantai  ini,  jadi  Keara  gue  ini  tidak
                akan  menimbulkan  keributan  tarik-tarikan  tangan  dengan
                gue.
                  ”Gue naik taksi aja,” ujarnya datar.
                  Refleks  gue  malah  mempererat  genggaman  gue.  Menelan
                ludah dan mengumpulkan keberanian sedetik dua detik tiga
                detik untuk mengucapkan apa yang perlu gue ucapkan.
                  ”Tolong  lepasin,  Ris.  Gue  nggak  mau  kita  ribut-ribut  di
                sini,” katanya lagi, suaranya tenang  dan  lembut,  tapi tatapan
                matanya  tetap  seperti  ingin  membunuh  gue  right  here  right
                now.
                  ”Lo beneran pacaran sama si Panji teman gue itu?” akhirnya
                pertanyaan itu keluar juga dari mulut gue.
                  Keara terlihat kaget, tapi raut wajah kagetnya cepat digan-
                tikan marah. ”Bukan urusan lo.”
                  ”Tapi  gue  perlu  bilang  sama  lo  bahwa  dia  itu  brengsek,”








        Isi-antologi.indd   253                                      7/29/2011   2:15:28 PM
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260