Page 154 - Belajar dan Pembelajaran
P. 154
Piaget. Menurut Kohlberg sampai pada pandangannya setelah 20
tahun melakukan wawancara yang unik dengan anak-anak. Dalam
wawancara, anak-anak diberi serangkaian cerita dimana tokoh-
tokohnya menghadapi dilema-dilema moral. Berikut ini ialah dilema
Kohlberg yang paling paling populer: ” Di Eropa seorang perempuan
hampir meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada satu obat yang
menurut dokter dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah
sejenis radium yang baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker di
kota yang sama. Biaya membuat obat ini sangat mahal, tetapi sang
apoteker menetapkan harganya 10x lebih mahal dari biaya pembuatan
obat tersebut. Untuk pembuatan 1 dosis obat ia membayar $ 200 dan
menjualnya $2.000. Suami pasien perempuan, Heinz pergi ke setiap
orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia hanya dapat
mengumpulkan $1.000 atau hanya setengah dari harga obat. Ia
memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon
agar apoteker bersedia menjual obatnya lebih murah atau
membolehkannya membayar setengahnya kemudian. Tetapi sang
apoteker berkata ”tidak, aku menemukan obat, dan aku harus
mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan
membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya.”
Cerita ini adalah salah satu dari 11 cerita yang dikembangkan
oleh Kohlberg untuk menginvestigasi hakekat pemikiran moral.
Setelah membaca cerita, anak-anak yang menjadi responden
menjawab serangkaian pertanyaan tentang dilema moral. Haruskah
Heinz mencuri obat? Apakah mencuri obat tersebut benar atau salah?
Pataskah suami yang baik itu mencuri? Berdasarkan penalaran-
penalaran yang diberikan oleh responden dalam merespon dilema
moral ini dan dilema moral lain. Dengan adanya cerita di atas
menurut Kohlberg menyimpulkan terdapat 3 tingkat perkembangan
moral, yang masing-masing ditandai oleh 2 tahap.Konsep kunci untuk
memahami perkembangan moral, khususnya teori Kohlberg , ialah
internalisasi yakni perubahan perkembangan dari perilaku yang
dikendalikan secara eksternal menjadi perilaku yang dikendalikan
secara internal.
142